Perbedaan Penemuan Dua Manusia Prasejarah Takengon dari Posisinya

Lanjut Ketut, yang ditemukan ini kepalanya ke barat, atau karena mereka di barat tetap orientasinya berpikir bahwa ketika bangun, ketika hidup dia bangun kembali dan langsung melihat matahari, ia menilai dalam segi etos kehidupan.
Situs penemuan kerangka manusia purba yang ditemukan oleh tim Arkeologi Medan, Sumatera Utara, di kawasan kaki bukit Mandale, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah. (Fzi/ist)

Takengon, (Tagar 20/5/2018) – Penemuan fosil manusia purba di kawasan Takengon Kabupaten Aceh Tengah memang bukan yang pertama kalinya yang dilakukan oleh tim peneliti arkeologi Medan, Sumatera Utara. Namun penemuan dua manusia purba pada 16 Mei 2018 lalu sedikit berbeda dengan penemuan beberapa tahun silam.

Koordinator peneliti Balai Arkeologi Medan, Ketut Wiradyana mengatakan yang membedakan dengan penemuan sebelumnya yang ada di Gua (Loyang) Mendale dan Ujung Karang ialah cara penempatan mayatnya.

Manusia 3000 Tahun di Takengon

Penemuan kerangka purba ini menarik karena berbeda jika dibandingkan dengan penemuan-penemuan sebelumnya. Dari posisi tidur kerangka dan beberapa gerabah peralatan makan yang ada di sekelingnya, kerangka ini terlihat istimewa. (Fzi/ist)

Kata Ketut, penemuan sebelumnya mengarah ke timur – barat, yang terakhir ditemukan justru kebalikannya, mengarah ke barat – timur. Selain itu dilokasi penemuan manusia prasejarah adanya periuk-periuk untuk bekal kubur yang dikelilingi disekitarnya. Bahkan tim juga menemukan beberapa gerabah yang berbentuk hiasan mirip gerabah dari Banchiang, Thailand.

Ketut tak menepis kemungkinan penemuan manusia prasejarah kali ini ada kaitanya dengan penemuan-penemuan sebelumnya.

"Budayanya sama pola hiasnya juga sama, yang membedakan ialah menempatkan mayatnya, disini lebih banyak bekal kuburnya, bahkan ada bekal kubur itu batu yang digores-gores yang fungsinya untuk cap hiasan di gerabah itu,” kata Ketut kepada Tagar, Minggu (20/5).

Sejauh ini Ketut menilai makna posisi dua manusia yang mengarah ke barat itu merupakan konsepsi yang berkembang. “Saya tidak tau apakah ini berkaitan dengan gunung dan mungkin ada hal lain, kita belum tau,” ungkapnya.

Lanjut Ketut, yang ditemukan ini kepalanya ke barat, atau karena mereka di barat tetap orientasinya berpikir bahwa ketika bangun, ketika hidup dia bangun kembali dan langsung melihat matahari, ia menilai dalam segi etos kehidupan.

“Tapi kita belum tau pasti apakah ada perbedaan trupu bahan religi atau juga ada pemaknaan peletakan mayat berkembang, banyak interpretasi untuk itu,” ungkapnya lagi.

Kata Ketut, untuk lokasi penelitian sekarang itu jadikan lokasi khusus digunakan penguburan, karena sangat jarang ditemukan proton-proton lain disini. “Artinya yang tidak terkait dengan itu, mungkin ini yang dikhususkan untuk penguburan,” katanya.

Ketut mengatakan tim arkeologi Medan ini menemukan fosil manusia purba pada Rabu, 16 Mei lalu. Setelah melakukan penelitian sejak 8 Mei hingga 30 Mei 2018 mendatang. (fzi)

Berita terkait
Wisata di Takengon Pilihan Warga Aceh saat Idul Adha
Lokasi wisata yang dipadati pengunjung yakni objek wisata Bur Telege, Pantan Terong, Buntul Rintis, dan Danau Laut Tawar.
Lagi, Dua Manusia Purba 3.000 Tahun Ditemukan di Takengon
Dikatakan ketut, penemuan manusia purba ini mirip dengan penemuan sebelumnya di Gua (Loyang) Mendale dan Ujung Karang, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, pada tahun 2010 hingga 2012 yang lalu.