Perceraian di Jerman Sentuh Titik Terendah Sejak Tahun 1990

Angka perceraian di Jerman mencapai titik terendah dalam beberapa dekade, tetapi jumlah pernikahan juga menurun
Ilustrasi - Lebih dari 50% pasangan yang bercerai memiliki setidaknya satu anak yang belum dewasa. (Foto: dw.com/id - Ingrid Balabanova/Zoonar/picture alliance)

TAGAR.id - Angka perceraian di Jerman mencapai titik terendah dalam beberapa dekade, tetapi jumlah pernikahan juga menurun. Sebagian besar perceraian diajukan dengan persetujuan kedua belah pihak. Richard Connor melaporkannya untuk DW.

Jumlah pasangan suami istri yang bercerai tahun lalu tercatat lebih sedikit dibandingkan tahun mana pun sejak reunifikasi Jerman pada tahun 1990. Demikian ungkap Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis), Kamis (28/6/2024).

Angka tersebut sejalan dengan tren jangka panjang yang juga memperlihatkan jumlah pernikahan yang berangsur-angsur menurun.

Tren angka perceraian Jerman menurun

Pada 2023, sekitar 129.000 pernikahan dibubarkan melalui perintah pengadilan. Ini berarti jumlah perceraian turun sebanyak 8.300 atau 6,1% dibandingkan tahun sebelumnya.

Lebih dari separuh pasangan yang bercerai pada tahun 2023 memiliki anak yang belum dewasa.

Dalam tren jangka panjang, kecuali beberapa pengecualian, jumlah perceraian menurun setiap tahunnya sejak tahun 2003 (berkurang 39,7%).

Destatis mencatat bahwa angka-angka tersebut menunjukkan pandemi virus corona tidak memengaruhi perkembangan ini.

Pada saat yang sama, menurut statistik, angka pernikahan juga menurun dalam jangka panjang, yakni jatuh ke level terendah kedua sejak 1950.

ilustrasi perceraianIlustrasi - ABS mengeluarkan data terbaru mengenai angka perceraian di Australia tahun 2021. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Stephen Cavenagh)

Mayoritas berpisah dulu sebelum bercerai

Dalam perceraian pada 2023, setidaknya 89,6% petisi cerai diajukan dengan persetujuan kedua pasangan.

Dalam 6,2% kasus, petisi diajukan oleh kedua pasangan bersama-sama. Pasangan yang salah satunya tidak setuju bercerai mecapai 4,2% kasus perpisahan.

Dari total pasangan yang bercerai, 48,8% memiliki satu anak, 39,7% punya dua anak, dan 11,5% memiliki tiga anak atau lebih. Sekitar 109.600 anak di bawah umur secara keseluruhan terdampak oleh perceraian orang tua mereka pada tahun 2023.

Empat dari lima perceraian terjadi setelah masa perpisahan sebelumnya selama satu tahun, sedangkan perceraian setelah berpisah selama tiga tahun mencapai 18,9%.

Rata-rata, pasangan yang bercerai pada tahun 2023 telah menikah selama 14 tahun sembilan bulan.

Sementara itu, pada 17% dari semua pasangan yang bercerai, perpisahan terjadi di tahun peringatan ulang tahun pernikahan perak atau setelahnya.

Bagaimana dengan pasangan sesama jenis

Sementara itu, tren perceraian pasangan sesama jenis di Jerman meningkat sebesar sebesar 15%. Destatis mencatat bahwa peningkatan ini mencerminkan banyaknya orang yang memutuskan bercerai, alih-alih membatalkan pernikahan.

Sejak diperkenalkan konsep "pernikahan untuk semua" pada bulan Oktober 2017, status hidup bersama yang disebut "kemitraan sipil" tidak diberlakukan lagi di Jerman.

Pasangan sesama jenis yang hidup dalam kemitraan sipil yang terdaftar sebelumnya tidak dapat mengakhiri hubungan mereka melalui perceraian tetapi melalui pembatalan pernikahan. Namun pada tahun 2023, jumlah pembatalan pernikahan menurun dalam tahun keempat berturut-turut. (ae/hp)/dw.com/id. []

Berita terkait
Jumlah Perceraian di Australia Meningkat dengan Angka Tertinggi di Queensland
Dalam data yang diterbitkan pada 10 November 2022, secara nasional ada 56.244 perceraian yang dikabulkan pada tahun 2021
Perceraian di Inggris Bisa Tanpa Kesalahan Satu Pihak
Sekarang pasangan suami istri di Inggris yang memang sudah tidak saling cinta lagi, boleh berpisah secara sah