Jakarta - Ucapan Hari Raya Naw Ruz kepada pemeluk Agama Baha'i yang disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut memancing kontroversi di tengah masyarakat belakangan ini.
Perdebatan panas tentang hal itu terjadi di media sosial. Ada netizen yang mempertanyakan ketauhidan muslim yang memberikan ucapan selamat seperti dilakukan Gus Yaqut.
Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama (Puslitbang Kemenag) Abdul Jamil Wahab, mengatakan ucapan selamat merayakan hari raya dari Gus Yaqut kepada komunitas Baha'i tidak berbeda dengan ucapan kepada pemeluk agama lain, seperti Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu.
Mungkin masyarakat di Indonesia terkejut ternyata ada Agama Baha’i yang belum populer di sebagaian masyarakat di Indonesia.

Menanggapi hal ini, Ketua LBM Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta Kiai Mukti Ali Qusyairi mengatakan mengucapkan selamat hari raya pada agama apapun merupakan bentuk umat manusia yang berakhlak.
“Ucapan Gus Yaqut ini menurut saya merupakan pengakuan bahwa mereka (agama Baha’i) merupakan pengakuan bahwa mereka ada di Indonesia dan dalam pemahaman saya orang yang mengucapkan selamat apapun itu merupakan etika sosial yang baik tidak ada kaitanya dengan keimanan sosial," ujar Kiai Mukti dalam wawancara di YouTube Tagar TV, Selasa, 3 Agustus 2021.
Ucapan selamat dari Gus Yaqut menurut Kiai Mukti Ali Qusyairi dapat di ambil hikmahnya, selama ini kementerian hanya mengucapkan selamat hari raya kepada 6 agama besar. Gus Yaqut memulai tradisi baru dan menurutnya merupakan tradisi yang baik.
“Mungkin masyarakat di Indonesia terkejut ternyata ada Agama Baha’i yang belum populer di sebagaian masyarakat di Indonesia," ucap Mukti Ali Qusyairi
Berbicara tentang agama Baha’i tentunya ada perbedaan dengan agama lainya, Kiai Mukti Ali Qusyairi mengatakan bahwa secara teologis agama Baha’i merupakan agama tauhid yang mempercayai tuhan itu satu yaitu tuhan yang maha Esa. Lalu juga termasuk agam spiritual yang mempunyai dua landasan tauhid dan kemanusiaan.
“Sebenarnya menarik bahwa agama-agama yang ada mempunyai spirit yang sama, namun khusus agama Baha’i ini termasuk dalam agama Syafawi jika dilihat dari doktrin yang ada dan juga tologinya," ucapnya.
Hasil riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama (Balitbang Kemenag) tahun 2014 menyimpulkan Baha'i merupakan suatu agama tersendiri yang memiliki nabi, kitab, doktrin, dan ajaran tersendiri. Bukan aliran dari suatu agama tertentu.
(Azzahrah Dzakiyah Nur Azizah)