Peringati Tsunami, Aceh Tiga Hari Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Peringati tsunami, Aceh tiga hari kibarkan bendera setengah tiang. Hari puncak Selasa pagi akan ada tausiah oleh Ketua MPU Aceh Barat di Masjid Agung.
PERINGATAN 13 TAHUN TSUNAMI ACEH: Seorang umat Muslim menyaksikan warga keturunan Tionghoa penganut agama Buddha melaksanakan doa bersama dan tabur bunga di kuburan massal korban tsunami pada peringatan 13 tahun tsunami Aceh di Aceh Besar, Aceh, Senin (25/12). Gelombang tsunami akibat gempa berkekuatan 9,2 SR di lepas pantai mengakibatkan 230.000 jiwa meninggal di 13 negara sepanjang Samudera Hindia. (Foto: Ant/Irwansyah Putra)

Meulaboh, Aceh, (Tagar 25/12/2017) – Mengenang bencana gempa tsunami, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh dan masyarakat menaikkan Bendera Merah Putih setengah tiang.

"Penaikan bendera setengah tiang berlangsung tiga hari, terhitung sejak 25 hingga 27 Desember 2017 dalam rangka mengenang tragedi tsunami menerpa Aceh pada 26 Desember 2004," kata Bukhari, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Barat di Meulaboh, Senin (25/12).

Sebelumnya, dalam surat edaran peringatan 13 tahun Tsunami, Sekda Aceh Barat meminta seluruh masyarakat menaikkan bendera setengah tiang, baik di instansi pemerintah, rumah-rumah penduduk maupun semua pertokoan.

"Kami juga meminta masyarakat daerah ini untuk dapat mengisi acara yang bernuansa Islami seperti Tafakkur, Tasyakur dan Tausiah di masjid-masjid, meunasah, surau, dayah, pesantren serta tempat ibadah lainnya," kata Sekda.

Adi Wijaya, Kasubag Hubungan Media Massa Sekdakab Aceh Barat menambahkan, pihaknya akan menggelar zikir akbar memperingati 13 tahun gempa dan tsunami yang dipusatkan di Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh.

Kegiatan berlangsung pada Selasa (26/12), tanggal bersejarah bagi rakyat Indonesia itu menjadi momen penting dan agenda rutin setiap tahun mengadakan kegiatan keagamaan dalam rangka mengenang "Tragedi Indonesia Menangis" 2004.

"Tahun ini tidak diadakan acara di kuburan massal korban tsunami, hanya di masjid agung zikir bersama, tausiah dan penyantuhan anak yatim. Tetapi pemda tidak melarang warga yang ingin ziarah atau kenduri rakyat di dekat lokasi kuburan massal," ujarnya.

Pada tahun ini kegiatan serupa dipusatkan di wilayah Desa Beuregang, Kecamatan Kaway XVI, namun karena ada beberapa kendala, acara zikir dan doa bersama di dekat area kuburan massal tidak dilakukan oleh Pemda setempat.

"Walaupun tidak ada kegiatan seperti itu, tapi kuburan massal di dua lokasi sudah dibersihkan dan terus dirawat sebagai bukti sejarah. Hari puncak Selasa pagi akan ada tausiah oleh Ketua MPU Aceh Barat di Masjid Agung," jelasnya. (ant/yps)

Berita terkait