London – Perang vaksin telah meletus antara Inggris dan Uni Eropa dengan tuntutan agar puluhan juta dosis vaksin virus corona (Covid-19), yang dialokasikan untuk Inggris yang dibuat oleh perusahaan farmasi Inggris, dialihkan ke Uni Eropa untuk menebus kekurangan pengiriman yang dijanjikan. Uni Eropa kecewa karena perusahaan obat AstraZeneca tidak bisa memenuhi jadwal pengiriman vaksin.
Permintaan tersebut menandai perubahan politik yang tajam dalam perselisihan antara UE dan perusahaan obat AstraZeneca, serta menggarisbawahi meningkatnya risiko nasionalisme vaksin. Perselisihan itu timbul setelah raksasa farmasi itu mengumumkan akan memangkas dosis vaksin yang dijadwalkan untuk pengiriman ke Eropa sebelum akhir Maret dari 80 juta menjadi 31 juta.

Pengurangan tersebut akan menambah masalah pada program vaksinasi Uni Eropa yang awalnya lambat dan terkadang kacau, dengan rata-rata hanya dua dosis sejauh ini yang diberikan untuk setiap 100 orang Eropa, dibandingkan dengan tujuh di Amerika dan 11 di Inggris.
Kesalahan langkah birokrasi dan kekurangan dosis vaksin telah memicu frustrasi di seluruh benua Eropa. Hongaria berencana untuk memutuskan hubungan dengan negara-negara UE lainnya untuk memesan pasokan vaksin Sputnik V Rusia, yang belum disahkan oleh regulator obat UE.
AstraZeneca mengatakan telah menguraikan “kerumitan dalam peningkatan produksi” vaksin tetapi akan “melanjutkan upaya untuk menyediakan vaksin Covid-19 kepada jutaan warga Eropa tanpa keuntungan selama pandemi.” (lt/jm)/voaindonesia.com. []