Pematangsiantar - Beragam kerajinan tangan untuk keperluan Natal dan Tahun Baru dari olahan sampah plastik dan kardus terjajar di Galery Limbah Karya Mandiri (GLKM) di Jalan Sisingamangaraja, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Sejak dari tahun 2003, GLKM telah memulai memproduksi berbagai karya tangan menggunakan olahan berbahan botol plastik, kardus, dan koran bekas.
"Jelang Natal dan Tahun Baru kami membuat merchandise seperti terompet, pohon Natal dan pernak-pernik lainnya. Produk ramah lingkungan dengan kualitas yang baik. Karena sampah plastik sangat banyak dan dominan, karenanya kami berinisiatif membuat kerajinan tangan yang menghasilkan nilai jual," ungkap pengelola GLKM Ricky Toreh, Selasa 10 Desember 2019.
Untuk berbagai pernak-pernik Natal, Ricky mengatakan telah memproduksinya sejak dua bulan sebelum bulan Desember.

Berbagai karya tangan GKLM dibanderol dengan berbagai tarif yang telah dipasarkan di berbagai daerah di Sumatara Utara.
Ke depannya kami akan membuat perkembangan seperti souvenir pernikahan dari bahan bekas
"Kalau harga beragam, mulai dari harga lima ribu sampai tiga juta yakni pohon Natal dengan pernak-pernik kita sediakan. Medan, Berastagi, Parapat adalah pasar hasil produksi kami," kata Ricky.
Ricky menceritakan ihwal pembentukan unit usahanya diwarisi dari sang ayah Zulkarnain. Dibantu empat orang karyawannya, Ricky berharap usahanya dapat terus berkembang.
Banyaknya produk impor dari luar negeri membuat penuruan omzet jelang Natal pada setiap tahunnya. Karenanya Ricky berharap ada perhatian khusus Pemerintah Kota Pematangsiantar kepada pengerajin UMKM.
"Konsep amatir, tiru, modifikasi. Modifikasi pertama kali melihatnya di Jogja tempat kelahiran saya. Ke depannya kami akan membuat perkembangan seperti souvenir pernikahan dari bahan bekas. Semoga dukungan pemerintah memperkenalkan UMKM agar dapat mendorong memajukan usaha kami," tutur Ricky. []