Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikabarkan akan melakukan perombakan besar di jajaran pimpinan Pertamina. Simon Aloysius Mantiri disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk menggantikan Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama Pertamina. Sementara itu, Mochamad Iriawan, atau yang akrab disapa Iwan Bule, diisukan akan menempati posisi Komisaris Utama Pertamina. Iwan Bule pernah menjabat sebagai Ketua PSSI sebelum era Erick Thohir.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menilai duet Simon Aloysius Mantiri dan Mochamad Iriawan sebagai pilihan yang tepat. Keduanya dikenal dekat dengan Presiden Prabowo Subianto, yang menjamin kepemimpinan yang solid dan fokus pada ketahanan energi nasional. Jerry menambahkan bahwa keduanya sangat memahami visi Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong Pertamina menuju swasembada energi.
Simon Aloysius Mantiri, asal Kawanua, adalah anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra dan memiliki pengalaman memimpin perusahaan energi. Ia pernah menjabat sebagai Personal Assistant PT. Nusantara Energi, perusahaan yang dimiliki oleh Presiden Prabowo Subianto. Sedangkan Mochamad Iriawan, purnawirawan polisi dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal. Iriawan telah memegang berbagai jabatan penting di kepolisian, termasuk Kapolda NTB, Kapolda Jawa Barat, Kapolda Metro Jaya, Kadiv Propam Mabes Polri, Asop Kapolri, PJ Gubernur Jawa Barat, Sekretaris Utama Lemhanas, dan Ketua Umum PSSI. Di Partai DPP Gerindra, Iwan Bule menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina.
Pemerintahan Prabowo Subianto telah mencanangkan pencapa swasembada energi dalam tempo 4–5 tahun mendatang. Pertamina tengah mengembangkan empat terobosan bisnis rendakarbon. Melipui pengembangan biofuel yang lebih ramah lingkungan dengan campuran bati. Mengelolakan 15 wilahan kerja panas bumi (geothermal) dengan kapasitas terpasang 672 MW yang akan dinaikan menjadi 1 GW dalam dua tahun kedepan. Lalu pengembangan Petrochemical dengan target produksi sebesar 3,2 juta ton di tahun 2025. Dan pengembangan carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS). Terobosan tersebut merupakan komitmen persero dalam menjalankan perannya untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) Pemerintahan Indonesia Tahun 2060.
Untuk ketahanan energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi 8%, pemerintahan Prabowo Subianto harus mendorong Pertamina melakukan gerakan masif survei pemanfaatan sumber daya alam migas dan panasbumi yang kini baru mencapai angka 20%. Pemerintahan juga harus membuat permen dan kepemen untuk memberikan insentif bagi Badan Usaha yang melakukan penugasan survei mandiri untuk menjamin dapat mengelola wilahan kerja yang disurvei. Membuat permen untuk memberikan kemudahan bagi investor cadangan penyangga energi untuk membangun kilang minyak. Serta membuat permen untuk memrioritaskan produksi dalam negeri guna memenuhi pasar domik BBM sekaligus mengurangi impor minyak.