Paris - Katedral Notre Dame di Paris, Prancis bisa dipastikan tidak mengadakan misa Natal tahun ini. Seorang pejabat Prancis menyebutkan, ini untuk pertama kalinya katedral ini tidak melaksanakan misa Natal sejak tahun 1803. Para pekerja masih terus melakukan perbaikan dan membangun kembal landmark Paris pasca kebakaran hebat delapan bulan yang lalu.
Keterangan pers katedral menyebutkan misa tengah malam masih akan dirayakan pada malam Natal oleh rektor Notre Dame. Namun perayaan itu akan diadakan di gereja terdekat di Saint German l'Auxerrois.
Seperti diberitakan dari Channel News Asia yang mengutip AFP, Sabtu 21 Desember 2019, Katederal Notre Dame merupakan bagian dari situs warisan dunia UNESCO yang berlokasi di tepi Sungai Seine. Pada tanggal 15 April 2019, sekitar pukul 18.50 waktu setempat menjelang berakhirnya masa kunjungan wisatawan. Api membakar atap dan menimbulkan kerusakan parah pada bangunan katedral. Menara gothic dan atap runtuh di tengah kebakaran. Sementara banyak artefak berharga hilang.
Seperti dikutip dari wikipedia.org, menurut saksi mata, pintu katedral mendadak ditutup dan asap putih mulai keluar dari atap. Warna asap berubah menjadi hitam sehingga menandakan ada kebakaran besar di dalam katedral. Polisi dan petugas darurat segera mengevakuasi dan semua jalan ditutup.

Warga berkumpul di pinggir Sungai Seine dan gedung-gedung sekitarnya untuk menyaksikan kebakaran. Empat ratus pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Mereka mengatakan bahwa pemadaman menggunakan pesawat mustahil dilakukan karena berpotensi meruntuhkan bangunan gereja.Petugas darurat berusaha menyelamatkan karya seni dan relik agama di tengah upaya pemadaman api. Tidak ada laporan korban tewas atau cedera. Sementara penyebab kebakaran belum bisa dipastikan.
Pada Sabtu 15 Juni 2019, Katedral Notre Dame menggelar misa pertama pasca kebakaran hebat. Misa yang dipimpin Uskup Agung Paris Michel Aupetit digelar dalam skala kecil. Keamanan menjadi alasan utama mereka. Para jemaat juga diimbau mengenakan topi atau penutup kepala guna mengantisipasi debu atau sisa-sisa material kecil bangunan. Namun, para pemimpin ibadah tetap mengenakan pakaian pelayanan mereka.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperkirakan dibutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk proses rekonstruksi bangunan katedral hingga benar-benar kembali sempurna. Saat ini katedral masih dipenuhi alat-alat berat yang menjulang tinggi hingga atap bangunan.[]
Baca Juga: