Jakarta - Presiden RI ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie, yang juga pendiri PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) sekarang berubah menjadi PT Dirgantara Indonesia, berhasil memproduksi pesawat karya anak bangsa dengan nama N250 pada tahun 1995. IPTN sendiri berdiri 26 April 1976.
Selain itu, perusahaan penerbangan pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara itu juga melayani sejumlah pembelian dari luar negeri, salah satunya Thailand.
IPTN memang berhasil menjual pesawatnya kepada Thailand, tapi bayaran yang diterima adalah beras ketan. Cara ini memang berhasil, namun tak mampu memperbaiki kondisi keuangan perusahaan yang memburuk.
N 250 Gatotkaca, salah satu karya BJ Habibie. (Foto: Wikipedia)
Alasan kebijakan itu adalah karena stok beras di gudang Bulog yang tidak mencapai target dikarenakan musim kemarau panjang yang melanda Indonesia.
Terlebih, sistem manajemen yang buruk serta jumlah karyawan IPTN yang membengkak membuat perusahaan penerbangan ini terus mengalami kerugian.
Akibatnya, produk pesawat kebanggan Indonesia, yakni CN-250 Gatotkaca hampir tak pernah dilirik sejumlah negara kecuali TNI. Pasalnya, saat itu proses sertifikasi yang terhambat akibat masalah keuangan.
Alhasil, perusahaan tak pernah mampu menyelesaikan proses sertifikasi dan membuat pesawat-pesawat terus berada di gudang hingga berkarat.
N 250 Gatotkaca, salah satu karya BJ Habibie. (Foto: Habibie Center)
Penukaran pesawat dengan beras tak hanya terjadi di era BJ Habibie saja, pada pemerintahan Megawati Sukarnoputri dan Abdurrahman Wahid juga sempat melakukan kebijakan serupa.
Kini, PT DI telah berhasil melakukan perbaikan manajemen dan terus berupaya melakukan peningkatan terhadap pesawat-pesawat buatannya.
Salah satu produk baru mereka, yakni N-219 diharapkan laris di pasaran, beberapa maskapai penerbangan nasional pun sudah tertarik membeli meski masih berupa desain. []