Pesona Linggai Park, Destinasi Wisata di Maninjau

Objek wisata Linggai Park hadir memberikan warna baru di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Kawasan objek wisata Linggai Park di Maninjau, Kabupaten Agam, yang cocok untuk berswafoto dan tempat liburan asri bagi keluarga. (Foto: Tagar/Rina Akmal)

Padang - Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), memiliki keindahan alam yang cukup komplit. Mulai dari pemandangan lereng perbukitan nan indah, hamparan Danau Maninjau hingga pesona Kelok 44.

Potensi objek wisata di kampung Buya Hamka ini terbilang banyak dan beragam. Paling populer tentu saja keindahan Danau Maninjau yang terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Menariknya lagi, saat ini juga tengah dibangun objek wisata keluarga Linggai Park di kawasan pinggiran Danau Maninjau.

Linggai Park hadir dengan konsep wisata keluarga dengan fasilitas lengkap. Sangat cocok untuk tetap berlibur dan membawa anak-anak bermain bersama keluarga. Ada pula taman air mancur, serta gazebo untuk para pengunjung yang ingin duduk menikmati keindahan Danau Maninjau.

Sekitar 20 tahun lalu, Maninjau ini jaya dengan wisatanya. Banyak bule berlibur di sini berbulan-bulan.

Objek wisata di pinggiran Danau Maninjau ini terletak di kawasan Linggai Koto Tinggi, Kecamatan Tanjung Raya. Pengunjung yang melintasi jalan Lubuk Basung-Bukittinggi akan melihat tulisan besar "Linggai Park" di pinggir jalan. Hanya dengan jarak sekitar 400 meter dari jalan utama itu, pengunjung sudah sampai Linggai Park.

Suasananya sungguh sangat asri. Sehabis mata memandang ada hamparan danau membentang yang di sisi kiri dan kanannya diapit perbukitan yang berjejer rapi. Nyaris setiap sudut kawasan Linggai Park ditumbuhi beragam bunga. Serupa berada di taman bunga Mirabell Palace, Salzburg Austria, rasanya kawasan itu.

Dari tepian Danau Maninjau, pengunjung juga dapat menyaksikan gagahnya Gunung Marapi dan Gunung Singgalang yang dipayungi awan putih. Sesekali kabut (embun) tampak singgah di puncak gunung, lalu tumpah ke kaki perbukitan disapu angin.

Pengunjung juga dapat melihat langsung aktivitas nelayan menjaring ikan, rinuak, bada, (ikan endemik danau Maninjau) dan pensi. Melawan terik matahari, sembari berendam di air danau, seorang nelayan terus mendorong sauhnya untuk mencari pensi.

Ada juga beberapa nelayan karamba jaring apung yang sibuk menebar pelet (makanan ikan) untuk memberi makan ikan. Sesekali, mereka membuang pandang ke arah nelayan pukat yang tengah memasang jaring ikan di danau.

Siang itu, Minggu, 23 Februari 2020, sepoian angin danau membuat Tagar betah berlama-lama berada di Linggai Park. Sesekali juga menyempatkan berswafoto di objek wisata baru ini, mengikuti cara pengunujung lain menikmati wisata.

Penat menatap danau, lidah pun bisa dimanjakan dengan ragam kuliner tradisional. Seperti kerupuk kuah, onde-onde, es potong, lapek, dan aneka gorengan. Ada juga makanan kekinian, misalnya telur gulung, dan sosis, nugget, dan sebagainya.

Linggai Park di kawasan Danau ManinjauObjek wisata Linggai Park di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat dilengkapi tempat bermain anak-anak. (Foto: Tagar/Rina Akmal)

Bagian ujung arah ke danau juga dilengkapi fasilitas bermain anak-anak, seperti ayunan dari berbagai bentuk, seluncuran dan bunga buatan untuk berfoto. Di kawasan ini juga disediakan beragam mobil, motor mainan untuk disewakan pada pengunjung anak-anak.

Ilma Yanti,38 tahun, warga Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, mengaku sering berkunjung membawa anak-anaknya bersantai di Linggai Park. "Setelah menghabiskan waktu enam hari kerja, hari Minggu selalu saya sempatkan bawa anak-anak bermain ke sini. Mereka suka diajak ke sini, karena bisa berlarian, mainan juga banyak," kata ibu dua anak itu.

Menurutnya, kehadiran Linggai Park mengobati rasa rindu kepada objek wisata di Maninjau. "Sebelum ada Linggai Park, bingung mau main kemana. Alhamdulillah sekarang sudah ada tempat wisata yang dekat," katanya.

Biasanya, kata Yanti, dia bersama keluarga berkunjung sore di hari Sabtu atau Minggu. Di hari itu biasanya, juga ramai pengunjung dari daerah lain. "Fasilitas sudah lengkap, parkir, toilet dan tempat duduk tersedia. Kami bisa berlama-lama di Linggai ini," katanya.

Salah seorang warga sekitar Linggai Park, Jamaris, 54 tahun, mengatakan kehadiran objek wisata Linggai Park membawa angin segar bagi penduduk Kabupaten Agam, khususnya di kawasan Maninjau. Sebab, selain untuk berekreasi, masyarakat juga bisa berjualan mancari tambahan rezeki di objek wisata.

"Kami tidak perlu jauh-jauh lagi pergi bermain, rekreasi karena di sini sudah ada. Warga juga bisa berkembang ekonominya dengan berjualan," tuturnya.

Dia juga menceritakan era kejayaan pariwisata Maninjau beberapa tahun silam. Saat itu, Maninjau menjadi salah satu tujuan wisatawan dari luar negeri, bahkan tidak jarang dari wisatawan mancanegara tinggal berbulan bahkan bertahun-tahun di Maninjau.

"Sekitar 20 tahun lalu, Maninjau ini jaya dengan wisatanya. Banyak bule berlibur di sini berbulan-bulan. Banyak juga pemuda setempat yang menjadi guide untuk bule-bule itu," katanya.

Namun seiring berjalannya waktu, perubahan terjadi di sini. Mulai dari objek wisata yang kurang terawat, ikan di laut (danau Maninjau) sering mati, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal itu, menurutnya, salah satu yang membuat wisatawan asing tidak betah lagi berlibur di Maninjau.

Dia berharap, ke depan baik masyarakat sekitar maupun pengunjung agar sama-sama menjaga lingkungan. Misalnya saja dengan membuang sampah pada tempatnya, dan menjadikan Linggai Park ini betul-betul objek wisata tujuan keluarga di Sumbar.

Objek wisataObjek wisata Linggai Park di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (Foto: Tagar/Rina Akmal)

Hal berbeda diutarakan warga lainnya, Leni Akmal, 35 tahun. Menurutnya, Linggai Park perlu dikembangkan lagi. Misalnya saja, penyediaan fasilitas bermain air bagi anak-anak, dan penyewaan boat untuk membawa pengunjung berkeliling di Danau Maninjau.

"Tidak jauh dari Linggai Park kan ada satu pulau, saya lihat selalu banyak burung yang hinggap di sana. Nah, itu peluang bagi masyarakat untuk menyewakan boat bagi pengunjung agar bisa berkeliling pulau tersebut sambil melihat keindahan sekeliling danau," katanya.

Jangan sampai ada pungutan liar, seperti di beberapa objek wisata yang saya temui.

Pengelolaan sewaan boat dan pemandian anak-anak ini tentunya harus memiliki keamanan, sesuai standar. Sebab, keamanan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk mau berkeliling dengan boat.

Sementara itu, seorang wisatawan dari Kota Padang, Lila, 23 tahun, mengaku sangat terkesan berkunjung ke objek wisata Linggai Park. Selain udaranya sejuk, pemandangannya juga indah.

"Masyarakat butuh tempat berlibur yang alami seperti ini. Jauh dari kebisingan, aman, nyaman yang terpenting dan itu ada di Linggai," tuturnya.

Lila berharap, Linggai Park dapat berkembang lagi. Baik untuk fasilitasnya, maupun dampak pembangunan ekonomi bagi masyarakat sekitar. "Jangan sampai ada pungutan liar, seperti di beberapa objek wisata yang saya temui. Bahkan, ada salah satu objek wisata meminta uang parkir berkali-kali karena pindah tempat duduk," katanya.

Apalagi, kata Lila, Danau Maninjau sudah tercatat sebagai salah satu Geopark atau Taman Bumi Nasional dan juga telah diusulkan untuk masuk ke UNESCO Global Geopark. Dengan begitu, wajib sekali masyarakat menjaganya.

Untuk diketahui, pembangunan objek wisata Linggai Park ini dilakukan sejak tahun 2017 dengan alokasi dana Rp 2,2 miliar. Kemudian dilanjutkan tahun 2018 sebesar Rp 2,4 miliar dan Rp 4,4 miliar di 2019. Dana tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) yang dikucurkan untuk Pemkab Agam.

Pembangunan objek wisata Linggai Park sempat terhenti, kemudian dilanjutkan dengan Dana Alokasi Khusus yang dianggarkan Rp 1,9 miliar. Kini Linggai Park menjadi tujuan wisata di Maninjau dan Kabupaten Agam umumnya. []

Berita terkait
Menikmati Kuliner Tradisional Pasar Slumpring Tegal
Tempat asyik kuliner tradisional ada di Pasar Slumpring Tegal. Lokasinya di kaki Gunung Slamet membuat nilai tambah destinasi wisata ini.
Gas Beracun Teror Warga Tapanuli Utara
Puluhan warga tani di Kabupaten Tapanuli Utara, resah dan khawatir akibat munculnya gas beracun di lahan pertanian mereka.
Bisu Butir Pasir dan Deru Ombak, Saksi Tsunami di Serang
Mendung seperti bersahabat dengan butiran embun, pagi itu di lokasi terjadinya tsunami di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.