Petai, Makanan Bau yang Laris Diborong Warga Rembang

Petai banyak diburu masyarakat Rembang di Rembang Expo 2020. Harga yang lebih murah dibanding pasaran jadi faktor larisnya makanan bau khas ini.
Petani memperlihatkan petai yang banyak diburu warga di Rembang Expo Agro 2020. (Foto: Tagar/Rendy Teguh Wibowo)

Rembang - Rembang Expo Agro 2020 berlangsung mulai Sabtu, 22 Februari hingga Senin, 24 Februari 2020. Selama tiga hari tersebut, selain buah durian, petai menjadi hasil perkebunan yang banyak diburu masyarakat setempat. 

Ribuan tangkai biji tanaman dengan bau khas menyengat di puluhan stan peserta Rembang Expo Agro nyaris semuanya sold out. "Habis diborong ibu-ibu," tutur Janarko, petani petai dari Kecamatan Gunem, Senin, 24 Februari 2020. 

Janarko mengaku membawa lebih dari 200 tangkai petai di expo tersebut. Ia membawa petai dari Desa Timbrangan yang jadi salah satu sentra penghasil petai di Rembang. Jumlah pohon petai di desa tersebut mencapai 100 pohon lebih.

Habis diborong ibu-ibu.

Melimpahnya hasil petai tidak lepas dari masuknya musim panen tanaman tersebut. Di musim hujan ini, mulai akhir Desember lalu, pohon petai sudah mulai berbunga. "Selama musim hujan ini, satu pohon rata-rata sudah panen sampai lima kali. Bahkan ada yang lebih, apalagi yang masih berbunga itu bisa panen lagi besok," tuturnya.

Janarko mengaku harga petai di tempat asalnya cukup murah, hanya Rp 500 per tangkai. Namun jika sudah keluar desa maka harga bisa naik dua kali lipatnya, malah lebih mahal tergantung isi biji petai dan besar kecilnya biaya transportasi. 

"Kalau sudah di pasaran harganya beda, karena satu tangkai petai dihargai berdasarkan jumlah isi buahnya," ucap dia.

Di Rembang Expo Agro 2020, ada 55 stan yang menyediakan ragam produk perkebunan. Peserta pameran merupakan perwakilan dari tiap kecamatan yang ada di Rembang. Dan karena masih masa panen, petai menghiasai wajah seluruh stan. Ada yang diletakkan di atas meja, juga di gantung di atas produk perkebunan lain. 

Petani petai lain, Asmudi mengatakan di wilayahnya, di Desa Watupecah, Kecamatan Kragan, hasil petai tengah berlimpah. "Sekarang memang lagi musimnya. Ada ratusan pohon petai di Watupecah, karena kan daerah pegunungan," kata petani yang juga koordinator Badan Penyuluh Pertanian Kragan ini. 

Dalam acara expo yang diselenggarakan di lingkungan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Rembang ini Asmudi membawa 400 lebih tangkai petai. Ia membandrol harga petai Rp 1.000 tiap tangkai. Atau satu ikat petai berisi 50 tangkai petai dijual dengan harga Rp 50 ribu.

"Karena ini untuk promo, besar kecil harganya sama. Harusnya harganya bisa lebih mahal karena ada uang transpornya tapi saya tidak memikirkan untungnya karena ini promosi juga. Dan di akhir expo ini, alhamdulillah habis dibeli warga yang datang," jelasnya.

Rona kegembiraan juga terlihat dari wajah Rohmat, petani petai dari Desa Ceriwik, Kecamatan Pancur. "Tadi sempat ada sisa sedikit tapi sekitar pukul 11.00 WIB ada yang datang dan beli semuanya. Rata-rata yang beli memang kalangan ibu rumah tangga," sebut dia. 

Senada dengan petani petai peserta expo dari kecamatan lain, ia tidak menjual petai dengan harga pasaran. "Rata-rata saya jual Rp 1.000 per tangkai. Tapi kalau yang isinya banyak, bisa Rp 2.000 per tangkai," tutur dia. Dari seluruh petai yang dijual di Rembang Expo 2020, petai dengan isi besar dan kulitnya berwarna hijau cerah banyak diburu. 

"Banyak yang cari petai muda, biasanya untuk campuran masakan. Kalau yang kulitnya sudah agak menghitam itu isi dalamnya sudah menguning, biasanya digunakan untuk bibit," katanya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Konsumsi Petai Tiga Kali Sehari, Tingkatkan Kemampuan Otak
Makanan berwarna hijau ini bisa dinikmati dengan berbagai cara, mulai dari digoreng, dibakar sampai diacar.
Mahasiswi UNY Sulap Daun Petai Menjadi Sabun Herbal
Tidak mengandung bahan kimia, nama sabunnya Atecin.
Pohon Natal dari Petai Viral di Twitter
Salah satu pusat perbelanjaan memasang dekorasi pohon Natal terbuat dari petai. Pohon Natal ini menjadi sorotan lantaran unik dan viral di Twitter.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.