Jakarta - Akademisi dari Universitas Gadjah Mada Bagas Pujilaksono Widyakanigara menyatakan duka mendalam atas hanyut hingga meninggal empat murid SMP Negeri Turi 1 Sleman saat mengikuti kegiatan pramuka susur sungai. Ia menuntut Kepala Sekolah SMP Negeri Turi 1 Sleman dipidanakan.
"Ini bukan musibah. Ini murni kebodohan, keteledoran Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka," ujar Bagas kepada Tagar, Jumat malam, 21 Februari 2020. "Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka harus bertanggung jawab. Jangan hanya minta maaf."
Bagas tidak habis pikir, musim hujan, anak didik disuruh susur sungai. "Mengapa bukan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramukanya yang susur sungai? Otaknya di mana?"
"Saya dapat informasi, acara susur sungai sudah diingatkan warga. Namun, gurunya menjawab mati hidup ada di tangan Allah. Guru goblog. Kenapa bukan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1 yang mati? Kenapa harus anak didik?" kata Bagas.
Ia mengatakan sangat sedih dan berduka yang mendalam. "Pidanakan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1, Sleman. Perlu ada evaluasi menyeluruh perihal pelaksanaan kegiatan pramuka di sekolah."
Ini bukan musibah. Ini murni kebodohan, keteledoran Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka.
Sebelumnya,empat pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Turi, Sleman, Yogyakarta, ditemukan tak bernyawa, hanyut di Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Mereka bagian dari 257 pelajar sekolah itu yang tengah mengikuti kegiatan outbound pramuka.
"Iya memang betul ada pelajar SMP Turi yang hanyut saat susur sungai. Ada empat siswa yang ditemukan meninggal," kata Humas Badan SAR Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta Pipit Eriyanto, Jumat, 21 Februari 2020.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu pelajar SMP N 1 Turi yang diketahui kelas 7 dan 8 berjumlah 257 orang sedang mengadakan kegiatan pramuka Susur Sungai Sempor.
Tanpa melihat kondisi cuaca, mereka nekat melalukan kegiatan tersebut. Sehingga tiba-tiba terjadi banjir yang mengakibatkan hanyutnya siswa tersebut. Belum diketahui apakah kegiatan susur sungai itu mereka gunakan kendaraan perahu atau tidak. "Yang jelas intinya mereka susur sungai Sempor," katanya.
Data sementara, empat siswa meninggal, yang sudah diidentifikasi bernama Nur azizah dan Arisma.
Dari 257 pelajar yang ikut kegiatan pramuka susur sungai, yang sudah didata di sekolah ada 154 orang, sebagian ada yang langsung pulang. Empat siswa dengan kondisi luka dibawa ke klinik SWA, empat siswa dibawa ke Puskesmas Turi, satu siswa dibawa ke Rumah Sakit Purihusada, 20 siswa diantar ke sekolah menggunakan truk serbaguna. []
Sebelumnya: