Sampang - Dua pemilihan kepala desa (pilkades) di Kabupaten Sampang yakni Desa Taddan, Kecamatan Camplong dan Desa Bira Barat, Kecamatan Ketapang berlangsung ricuh. Kericuhan terjadi dipicu oleh keributan massa dan tidak warga tidak menerima undangan pemilihan.
Kapolres Sampang AKBP Didit Bambang Wibowo mengatakan, pelaksanaan pemungutan suara di dua desa tersebut memanas. Warga panik dan marah massa hampir tak terkendali. Seperti di Desa Bira Barat, Kecamatan Ketapang.
Di Bira Barat, warga berontak karena sebagian calon pemilih tidak menerima undangan memilih dari panitia penyelenggara. Sedangkan pilkades di Desa Taddan, Kecamatan Camplong, ditemukan ada warga yang membuat keributan.
Kita melakukan penyisiran senjata tajam untuk meminimalisir terjadinya kericuhan.
Aksi di dua desa ini dilakukan sekelompok orang dengan menggunakan senjata tajam (sajam). Akibatnya polisi melakukan penyisiran sajam ke rumah warga di sekitar tempat pemungutan suara (TPS) khususnya di Desa Bira Barat.
Saat penyisiran, polisi berhasil mengamankan 200 sajam berupa celurit, parang, dan pisau. Bahkan polisi juga menyita pistol dengan lima peluru. Menurutnya, pengamanan ratusan sajam sebagai upaya pencegahan konflik.
“Kita melakukan penyisiran senjata tajam untuk meminimalisir terjadinya kericuhan. Harapannya tentu menginginkan pilkades serentak ini berlangsung aman dan damai,” kata AKBP Didit kepada awak media, Kamis 21 November 2019.
Sementara sajam yang diamankan banyak ditemukan di lokasi emperan rumah dan di balik baju warga. Kala beroperasi, warga yang kedapatan sajam langsung disita, membujuk warga dengan alasan menjaga keamanan.
Dari itu, AKBP Didit mengimbau kepada masyarakat untuk tetap kondusif dan tidak terbawa suasana provokatif. Misalkan timbul masalah akibat oknum yang tidak bertanggung jawab, warga disarankan untuk berdiam diri.
“Kami imbau kepada masyarakat untuk tetap datang ke TPS menggunakan hak suaranya. Sehingga pelaksanaan pilkades berjalan lancar sesuai harapan bersama," tuturnya.
Salah satu warga yang kedapatan membawa sajam berinisial MH mengaku tidak mau memancing pelaksanaan pilkades yang tertib untuk dibuat ricuh. Namun, sajam dibawa untuk menjaga diri dari pihak atau orang lain yang ingin berniat jahat.
"Tidak apa-apa diamankan, senjata tajam milik orang lain juga begitu. Selama polisi menyisir demi menjaga keamanan, saya tidak keberatan," ujarnya.
Sedikitnya, Polres Sampang menerjunkan 1.380 personel keamanan untuk mengamankan Pilkades serentak di 38 desa se Kabupaten Sampang, yang dibantu Brimob dari Polda Jatim, Kodam Brawijaya, dan Kodim 0828/Sampang.
Sedangkan untuk pola pengamanan, polisi melakukan pemetaan dengan tiga katagori atensi daerah. Di antaranya, daerah kurang rawan, rawan, dan sangat rawan.
Daerah kurang aman akan dijaga oleh 15 personel, kemudian rawan dijaga 30 personel, sedangkan sangat rawan sebanyak 45 personel. Polisi mencatat, kategori daerah kurang rawan ada enam desa, rawan 10 desa, dan sangat rawan 22 desa. []
Baca juga:
- Bawa Senjata Tajam, Warga Sumenep Memblokade Jalan
- Tiga Desa di Kabupaten Tegal Rawan Konflik Pilkades
- Cekcok Pilkades, Satu Marga Saling Bunuh di Samosir