Bandung - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tetep Abdul Latief mantap membela Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam polemik video viral 'penonton drama Korea bagian dari kafir'. Menurut dia, isi ceramah tersebut sah-sah saja dan tidak perlu jadi masalah.
"Beliau membicarakan soal salah satu ayat. Saya rasa maksud UAS itu hal-hal yang akan mempengaruhi keyakinan kita sebaiknya tidak dilakukan, dalam hal ini menonton atau menggemari drama Korea, terutama yang filmnya berpengaruh buruk," tutur dia kepada Tagar, saat ditemui di DPRD Jawa Barat, Bandung, Selasa, 10 September 2019.
Semua agama harus mewaspadai apapun yang mengganggu, apalagi keimanan.
Dalam alasannya, Tetep menyebut pernyataan UAS berada dalam konteks dakwah untuk kalangan umat Islam. Selain itu, isi ceramah pendakwah asal Asahan itu selaras dengan salah satu ayat dalam Al Quran yang memang secara implisit melarang menggemari figur non muslim, lantaran dikhawatirkan akan menggangu iman atau keyakinan.
"Setuju (atas dakwah UAS), bukan hanya untuk muslim saja, tetapi semua agama harus mewaspadai apapun yang mengganggu apalagi keimanan, ideologi, budaya. Kalaupun tokoh agama (lain) yang mengimbau (seperti itu) saya pikir itu tak bertentangan," kata dia.
Tetep juga mengatakan, pernyataan UAS bukan berfokus pada konten film drama asal negara tertentu, Nenurut dia, maksud Ustaz Abdul Somad sepertinya justru dalam konteks film-film secara umum yang bukan hanya berpengaruh terhadap keimanan, tetapi berpengaruh buruk juga terhadap perilaku generasi muda saat ini.
Baca juga: UAS Sebut Nonton Drama Korea Kafir, Ini Kata Said Aqil
ia juga menegaskan, banyak film-film dari luar negeri termasuk dari Korea ataupun Barat dan sebagian film Indonesia, yang dianggap kurang mendidik lantaran lebih banyak dilarang dalam ajaran Islam, seperti mempertontonkan aurat.
"Jangankan film korea, film Indonesia juga banyak yang perlu dikritisi. Apalagi film barat. Banyak acara TV sekarang yang kurang mendidik dan berpengaruh buruk terhadap perkembangan generasi muda ke depannya," kata Tetep.

Kata Kafir Ada Dalam Al-quran, Bukan untuk Menyinggung
Menyoroti diksi Kafir yang disampaikan UAS, Tetep menyebut kata itu sah-sah saja digunakan untuk menyebut golongan tertentu di luar Islam.
"Ingat, dalam salah satu ayat (Al-Kafirun) memang orang non muslim dalam Al-quran disebut kafir ya ayyuhal kafirun (wahai orang-orang kafir). Jadi tidak salah (bukan untuk menyinggung)," kata Tetep
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Sementara itu juga menegaskan, bahwa ada tiga konsep dalam ajaran Islam dalam konteks pergaulan, yaitu konsep ukhuwah islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan entitas bangsa) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia).
"Intinya kelompok muslim itu harus menyadari pengaruh saat bergaul dengan orang bukan non-muslim. Kalau bergaul biasa ya siapapun sepanjang urusan kemanusiaan, kebangsaan itu diperbolehkan dan diharuskan karena sesama manusia. Beda kalau udah soal urusan agama, pasti masing-masing agama punya aturan main sendiri," ujar dia. []