Jakarta - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tak percaya dengan target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin memangkas angka kemiskinan ekstrem di Indonesia hingga hilang pada tahun 2024.
"Saya apresiasi niatan mulia Presiden Jokowi menghilangkan kemiskinan ekstrem di Indonesia di akhir periode kepemimpinan beliau. Tapi, menurut saya target itu kelewat tinggi masih di awang-awang sekarang ini," kata Mardani lewat keterangan tertulis yang diterima Tagar, Senin, 9 Maret 2020.
Hasil itu tergantung dari strategi, proses dan kebijakannya tepat sasaran atau tidak.
Mardani memandang hingga saat ini Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Jokowi tidak menelurkan hasil maksimal dalam menurunkan angka kemiskinan. Sebab itu, kata dia, sulit mempercayai kemiskinan ekstrem hilang pada 2024.
Apalagi, kata Mardani, tidak ada gebrakan memberantas kemiskinan selama pemerintahan Jokowi jilid II. "Hasil itu tergantung dari strategi, proses dan kebijakannya tepat sasaran atau tidak," tutur dia.
Lebih lanjut, inisiator gerakan #KamiOposisi ini menyebutkan target itu dapat terealisasi bila ada formula kebijakan yang terstruktur dan terukur meliputi 19 kementerian/lembaga terkait.
Saat ini, kata Mardani, ada tiga hal yang perlu segera disiapkan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Adapun di antaranya pembuatan payung hukum untuk mensingkronkan kebijakan terkait pemberantasan kemiskinan, pembentukan badan khusus penanggulangan kemiskinan yang kuat menggabungkan penggunaan anggaran, pengelolaan pendataan kemiskinan real, dan sumber daya manusia.
Kemudian, perlunya dibentuk Badan khusus penanggunalangan kemiskinan yang memiliki otoritas yang kuat menggabungkan penggunaan anggaran, pengelolaan pendataan kemiskinan real, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Ketiga, perlunya pelibatan semua akses pendanaan secara kolaboratif baik lokal maupun global. Ini semua perlu cita-cita mulia yang tulis dan political will," tutur dia.
Sebelumnya Jokowi menargetkan mengikis kemiskinan ekstrem hingga menjadi 0 persen pada 2024 mendatang. "Pada 2024, masyarakat di posisi kemiskinan ekstrem harus 0 persen," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu, 4 Maret 2020.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan pada September 2019 turun mencapai 9,22 persen. Angka ini turun 0,19 persen poin dibanding Maret 2019. "Angka di bawah 10 persen ini adalah pencapaian yang sangat baik, tapi kerja kita belum selesai," tutur Jokowi. []