Jakarta – PLN berhasil menghadirkan listrik di Kampung Bonti, Desa Balocci Baru, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Guna mengalirkan listrik ke 45 Kepala Keluarga (KK) di dusun terpencil tersebut, PLN menggelontorkan investasi sebesar Rp 657 Juta atau Rp 14 juta untuk setiap KK.
Untuk mencapai dusun tersebut, petugas kami harus menempuh jalanan yang terjal dan licin saat hujan, pastinya ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami.
“Dengan terlistrikinya dusun tersebut, menjadi bukti bahwa PLN terus berupaya menghadirkan keadilan listrik untuk masyarakat hingga ke seluruh pelosok negeri,” tutur General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar), Awaluddin Hafid seperti dikutip Tagar dari laman Kementerian BUMN Jumat, 21 Mei 2021.
Kampung Bonti berjarak ± 14 km dari Jalan Poros Pangkep-Maros. Untuk dapat menghadirkan listrik, PLN harus berjalan dengan jarak sekitar 4 kilometer dari Kantor Kecamatan Balocci.

Guna menghadirkan listrik di dusun tersebut, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 1,1 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah sepanjang 3,47 kms dan Gardu Distribusi dengan kapasitas daya sebesar 50 kilo Volt Ampere. Dengan pembangunan tersebut, kelistrikan di Kampung Bonti kini tersambung dengan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan, sehingga lebih andal.
“Untuk mencapai dusun tersebut, petugas kami harus menempuh jalanan yang terjal dan licin saat hujan, pastinya ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” ungkap Awaluddin.
Terkait hal ini, Ketua RW Bonti, Abdul Haris menyampaikan terimakasih kepada PLN karena sudah lama warga desa itu mengharapkan listrik.
- Baca juga : PLN Bangun Infrastruktur Kelistrikan 19 Desa di Jambi Senilai Rp 130 M
- Baca juga : PLN Ubah Kebijakan Subsidi Listrik Periode April - Juni 2021
“Terimakasih kepada PLN, yang telah melistrik Kampung Bonti, semoga dengan hadirnya Listrik ini dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat,” kata Abdul Haris.
Ia menjelaskan, sebelum ada listrik PLN di kampung Bonti, masyarakat biasa menggunakan pelita dan genset. Kebutuhan akan bahan bakarnya bisa mencapai 4 liter itupun hanya sampai jam 10 malam saja. []