London – Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, mengkritisi apa yang disebutnya "serangan memalukan" terhadap polisi setelah protes-protes mengenai RUU kepolisian di Kota Bristol, Inggris, yang bergulir menjadi aksi kekerasan. Sepuluh orang ditangkap dalam insiden itu.
Polisi setempat mengatakan unjuk rasa yang melibatkan lebih dari 1.000 orang pada Jumat, 26 Maret 2021, siang pada umumnya berlangsung damai. Namun, sekelompok kecil demonstran justru menunjukkan perlawanan kepada polisi di malam hari.
"Semalam terjadi beberapa serangan memalukan terhadap polisi di Bristol. Petugas kami seharusnya tidak menjadi sasaran lemparan batu bata, botol dan kembang api oleh massa yang berniat melakukan kekerasan dan menyebabkan kerusakan," cuit PM Johnson.

PM Johnson mengatakan bahwa, "Polisi dan kota mendapat dukungan saya sepenuhnya."
Polisi anti huru-hara memukul mundur massa demonstran dengan perisai dan pentungan.
Demonstrasi besar tidak diperbolehkan karena pembatasan pandemi virus corona (Covid-19), dan polisi mendesak masyarakat agar tidak menghadiri aksi-aksi protes yang membuat kerumunan (vm/ah)/voaindonesia.com. []