Manggarai Timur - Akhir-akhir ini nama Barnabas Raba mendadak tenar karena getol mendukung kehadiran pabrik semen di Luwuk, desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Pastor Johny Dohut, OFM, Koordinator JPIC OFM Flores, berdasarkan informasi yang diterimanya, Barnabas Raba mengakui diri sebagai ata sor moso (penerima sebidang tanah) di Luwuk. Barnabas Raba, kata dia, memiliki tanah di Luwuk meskipun seperti diakuinya bahwa ia bukan orang Luwuk.
Sebagian warga Luwuk menolak memberikan tanah warisan leluhur mereka ke perusahaan pabrik semen.
"Raba tinggal di Gongger, Desa Satarpunda Barat, Kecamatan Lambaleda. Tidak dijelaskan di sana perihal bagaimana ia memperoleh tanah itu. Apakah tanah itu dibeli dari seseorang. Ataukah ia mendapat jatah ketika ada lodok lingko (tanah ulayat), pembagian tanah lingko di Luwuk di masa lalu? Apakah di atas lahan miliknya pabrik semen akan dibangun? Raba tidak menjelaskan hal itu," tegas Pastor Johny.
Pastor Jonhy Dohut, OFM. (Foto: Tagar/Dok. Pastor Jonhy)
Pastor Johny mempertanyakan, apakah raba representasi warga Luwuk? Raba diduga ditugaskan untuk mempengaruhi warga Luwuk agar tanah mereka diserahkan ke perusahaan.
Pastor Johny mengingatkan, Barnabas Raba harus sadar bahwa warga Luwuk, Dusun Tana Neni, Desa Satarpunda “mereka yang berada di bawah tekanan itu” punya wajah dan bersuara lantang menolak tambang dan pabrik semen karena tidak ingin meninggalkan tanah pemberian Tuhan dan warisan leluhurnya.
"Sebagian warga Luwuk menolak memberikan tanah warisan leluhur mereka ke perusahaan pabrik semen," tegasnya.
Barnabas Akui Dia Bukan Orang Luwuk
Terkait pernyataan Pastor Johny, Barnabas Raba mengakui jika dirinya memang bukan orang Luwuk, namun ia memiliki tanah di Luwuk.
Warga yang mendukung pembangunan pabrik semen di Manggarai Timur, Barnabas Raba. (Foto: Tagar/Yos Syukur)
"Ya apa yang disampaikan pastor Johny benar, Saya bukan orang Luwuk, namun saya ada tanah di Luwuk pak, saya beli tanah itu tahun lalu, dokumennya ada disini, kalau ade mau lihat buktinya, silahkan datang menemui saya," tegas Raba ketika dikonfirmasi Tagar, Jumat, 13 Juni 2020.
Kami terima pabrik semen tanpa paksaan dari pihak manapun dan saya tidak pernah memaksa warga lain.
Ditanya terkait juru bicara warga Luwuk, Barnabas mengatakan apa yang disampaikannya tidak berbeda dengan alasan warga luwuk yang menerima pabrik semen.
"Saya bicara atas nama yang terima pabrik semen dan alasan semua yang terima pabrik semen di Luwuk sama dengan yang saya sampaikan kemarin," katanya.
Terkait isu yang diduga Bernabas Raba sebagai tim perusahaan yang mempengaruhi warga untuk menerima pabrik semen, Raba membantahnya dengan keras. Ia menegaskan semua yang terima pabrik semen adalah orangnya perusahaan.
"Kami terima pabrik semen tanpa paksaan dari pihak manapun dan saya tidak pernah memaksa warga lain untuk menerima pabrik semen itu," tegasnya. []