Sleman - Polres Sleman mengantongi identitas pelaku pembunuhan wanita muda cantik di salah satu kamar hotel di Sleman. Korban merupakan pekerja seks komersial (PSK) berinisial SB, 37 tahun, warga Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Kapolres Sleman Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Rizky Ferdiansyah mengungkapkan sejak ditemukan meninggal, polisi terus menyelidiki kasus yang menimpa SB, yang meninggal di kamar 619 hotel di kawasan Condongcatur, Sleman. Korban ditemukan bersimbah darah pada Kamis, 5 Maret 2020 pukul 02.10 WIB.
Menurut Kapolres, sejumlah barang bukti sudah dikumpulkan oleh penyidik, sehingga sudah menemukan titik terang siapa pelakunya. "Polisi berhasil identifikasi pelaku pembunuhan," kata Rizky kepada wartawan di Sleman pada Selasa, 10 Maret 2020.
Rizky mengatakan, kepolisian sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) berkali-kali. Juga sudah mendapatkan data-data dan bukti terkait kasus tersebut.
Hasil penyelidikan sementara, polisi menduga kuat pelaku pembuhanan merupakan teman dekat korban. Alasannya pelaku mengetahui tempat di mana kamar korban menginap. Namun juga dimungkinkan orang lain yang sudah pesan, pasalnya korban seorang PSK yang bekerja mencari tamu.
Namun, AKBP Rizky enggan menyebutkan identitas pelaku secara gamblang sosok yang dicurigai sebagai pembunuh Siti Baniyah. "Mudah mudahan minggu ini dapat (pelaku). Anggota saya masih berada di lapangan," ucapnya.
Polisi berhasil identifikasi pelaku pembunuhan.
Korban yang diketahui PSK ditemukan tidak bernyawa dan bersimbah darah di salah satu hotel daerah Condongcatur, Depok, Sleman. Dugaan sementara, korban tewas karena telah dibunuh seseorang. Berdasarkan informasi yang diperoleh, korban ditemukan tewas pada Kamis, 5 Maret 2020 sekitar pukul 02.10 WIB.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Depok Timur Inspektur Polisi Dewo Mahardian, saat dikonfirmasi membenarkan kabar tersebut. Peristiwa itu tersebut bermula saat korban SB, 37 tahun, asal Wonosobo bersama empat temanya datang ke hotel tersebut untuk check in, pada Selasa, 4 Maret 2020.
Menurut dia, peristiwa itu tersebut bermula saat korban bersama empat temannya datang ke hotel tersebut untuk check in, pada Selasa, 4 Maret 2020. Pada malam harinya, salah satu teman korban naik ke lantai enam menuju kamar hotel yang disewanya beristirahat melewati lift.
Saat itu, saksi yang sampai di depan kamar hotel yang ditempati korban mendengar teriakan. Saksi mengenalinya suara korban. Saksi mencari asal suara tersebut, tenyata suara teriakan itu berasal dari kamar nomor 619, tempat di mana korban menginap.
Saksi curiga lantas mendatangi kamar korban. Beberapa kali pintu kamar diketuk dan dipanggil, namun tidak mendapat jawaban. Karena merasa khawatir, saksi memanggil ketiga temannya untuk membantu memanggil petugas lobby dan security.
Saat saksi kembali ke kamar hotel yang ditempati korban, mendapati pintu kamar sudah dalam keadaan terbuka. Tak ingin berlama-lama, saksi langsung masuk ke dalam kamar, korban sudah terbaring penuh darah dengan luka tusuk di leher punggung dan siku kanan. Saksi menjerit histeris.
Penemuan yang mengagetkan saksi serta karyawan hotel, kemudian dilaporkan ke pihak berwajib. Petugas kepolisian yang datang ke lokasi kejadian langsung melakukan pemeriksaan terhadap janazah korban. Setelah dilakukan pemeriksaan, korban lantas di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta untuk diotopsi. []
Baca Juga:
