Aceh Tamiang - Para penjual pot bunga di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh kebanjiran rejeki selama beberapa bulan terakhir ini. Pasalnya, bunga sedang menjadi tren dan tengah mewabah kaum hawa di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh saat ini.
Sudah pasti setiap wabah yang terjadi, akan ada sektor atau bagian yang akan terkena himbas ataupun dampak dari fenomena wabah tersebut, sama seperti halnya dengan wabah corona yang sekarang. Banyak sektor yang merasakan dampak negatifnya, yang pastinya dari segi perekonomian.
Namun, tidak untuk wabah yang terjadi ini. Wabah bunga yang sedang melanda ini menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi para penjual pot di penjuru antero nusantara. Mereka dapat meraup omzet dua kali lipat dari hari hari sebelumnya, ketika wabah bunga belum terjadi.
Seperti salah satu penjual pot bunga di Aceh Tamiang ini, Yoga, 29 tahun. Ia mengatakan, selama bunga menjadi tren di kalangan perempuan di Kabupaten itu, dirinya mengaku sering kebanjiran orderan. Dari yang membeli dengan jumlah banyak untuk di jual kembali, hingga pembeli yang memang untuk digunakan sendiri.
Saya berfikir, saya harus bisa memanfaatkan dan membaca peluang di tengah wabah bunga yang terjadi ini.
Dalam sehari, Yoga mengaku bisa menjual lebih dari 100 piece. Dari ukuran kecil hingga ukuran besar. "Alhamdulillah, selama dua bulan belakang ini pot saya lumayan banyak laku," ujar Yoga saat ditemui Tagar, Jumat, 18 September 2020.
Warga Desa Dalam, Kecamatan Karang Baru itu mengatakan, dirinya berjualan pot bunga kurang lebih baru tiga bulan. Yoga mengaku sebelumnya dia bekerja di perantauan di luar Aceh. Dan memutuskan untuk pulang ke kampung halaman dan bertekad untuk membuka usaha sendiri dan tidak akan merantau kembali sekitar 7 bulan yang lalu.
Awalnya dirinya berjualan pot hanya sekedar coba-coba. Sebab Yoga melihat ada peluang bisnis yang dapat dicoba di tengah virus bunga yang tengah mewabah sekarang.
"Saya berfikir, saya harus bisa memanfaatkan dan membaca peluang di tengah wabah bunga yang terjadi ini. Terlebih saat itu saya belum mendapatkan pekerjaan tetap sejak pulang dari merantau," katanya.
Baca juga: Demam Bunga Aglonema di Aceh Tamiang
Untuk itu, Yoga memutuskan untuk membuka bisnis kecil-kecilan berjualan pot bunga dadakan dengan menggunakan mobil mini bus pribadinya di tepian jalan lintas provinsi di seputaran Desa Perkebunan Tanah Terban, Kecamatan Karang Baru.
Saat itu, Yoga beranggapan rasanya tidak mungkin jika tidak ada yang akan membeli pot yang di jualnya nanti. Karena sudah barang tentu pot sebagai kebutuhan wajib para penggila dan pembudidaya tanaman bunga.
"Pasangan bunga ya pasti pot. Jadi, sayang sekali kalau bunganya indah, namun tidak ditanam di pot, maka akan terlihat tidak menarik," katanya.

Sebab, menurutnya, daya tarik dan keindahan bunga tersebut bukan hanya terletak pada tanamannya saja. Melainkan bagaimana cara memperlakukannya. Salah satunya pot yang digunakan.
Oleh sebab itu, Yoga mengaku, pot yang dijualnya nanti juga harus unik dan menarik. Mulai dari motif dan bentuknya juga harus terlihat indah. Sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli.
"Selain itu, saya menjualnya tidak terlalu mahal. Bahkan harganya jauh lebih murah dibandingkan harga pot yang di jual di toko di pasar kota Kualasimpang," katanya.
Terbukti, saat ini pelanggan yang membeli pot bunga miliknya tidak hanya masyarakat Aceh Tamiang saja. Bahkan Ia menyebutkan ada beberapa langganannya yang dari luar Tamiang juga, seperti Kota Langsa dan Aceh Timur.
Untuk harga per satuannya, Yoga menjual dengan harga yang bervariatif. Mulai dari harga Rp 3.000 hingga Rp 30 ribu per piece nya. Tergantung motif dan ukuran.
Baca juga: Heboh Bunga, Harganya Capai Jutaan di Abdya Aceh
"Untuk pot ukuran bunga kaptus, Tiga piece harganya Rp 10 ribu. Sedangkan ukuran sedang hingga yang besar, harganya mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu per piece nya, itu juga disesuaikan dengan motif dan ukuran," ujarnya.
Saat ini, Yoga mengaku, dirinya mampu meraup omzet di atas Rp 500 ribu dalam per harinya dari menjual pot tersebut. "Bahkan per harinya terkadang saya bisa mendapatkan untung bersih rata-rata Rp 300 hingga Rp 400 ribu," ujarnya. []