Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mempertanyakan sumber informasi yang mengatakan bahwa dia memutuskan untuk tidak menerima gaji sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju.
"Saya enggak tahu dari mana itu. Pokoknya masa kita tidak terima gaji? Kita akan terima gaji dan itu kita pakai untuk sebaik baiknya," kata Prabowo seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2019.
Tak hanya menerima gaji sebagai Menhan, Prabowo mengaku akan menerima fasilitas lain yang diberikan pemerintah. Misalnya, fasilitas rumah dinas di Kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan dan fasilitas mobil dinas Toyota Crown 2.5 HV G-Executive tapi disesuaikan dengan kebutuhan.
"Iya digunakan lah," tuturnya.
Apalagi, kata dia gaji menteri sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2000. Dengan rincian gaji pokok menteri Rp 5.040.000 dan tunjangan menteri sebesar Rp13.608.000 per bulan yang diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 68 Tahun 2001.
"Iya Undang-Undang mengatakan begitu kita terima," ucap Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Dahnil Anzar Benarkan Prabowo Tak Terima Gaji
Kabar bahwa Prabowo tak akan menerima gaji dan memakai fasilitas menteri tiba-tiba ramai dibicarakan publik. Kemudian, hal tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Prabowo Dahnil Anzar dalam akun Twitter pribadinya @Dahnilanzar.
Ia menuturkan keputusan Prabowo untuk tidak mengambil gaji sebagai menteri karena komitmennya untuk mengabdi kepada negara.
"Saya ingin mengkonfirmasikan kepada sobat semua khususnya sobat pewarta terkait dengan informasi yang menyatakan Pak Prabowo tidak akan mengambil gajinya sebagai menteri di Kemhan RI adalah benar," kata Dahnil, Rabu, 30 Oktober 2019.
Bukan Pencitraan
Sementara itu, peneliti dari Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati mengatakan bukan pencitraan jika Prabowo memutuskan tidak menerima gaji dan memakai fasilitas mobil menteri.
"Prabowo adalah menteri terkaya dalam kabinet Jokowi sekarang. Jadi tidak terima gaji dan fasilitas negara juga tidak masalah. Saya pikir ini bentuk idealisme pribadi dan investasi politik utuk Gerinda dan pribadi di 2024," ujarnya.
Selain itu, kata dia, ada kemungkinan Prabowo tengah menangkis serangan politis yang ditujukan pada dia dan partainya. Salah satunya habis modal, karena Prabowo dua kali kalah melawan Jokowi dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019.
"Saya pikir itu bagian dari upaya Prabowo untuk menujukkan jiwa patriotisme nya dan menepis berbagai politis terhadapnya," ucap dia.
Jadi, menurutnya dalam hal ini Prabowo berupaya mengkultuskan jabatan Menhan ini sebagai jabatan strategis dan mulia karena mengawal NKRi dari ancaman manapun. Atau secara tidak langsung Prabowo ingin membangun jiwa kenegarawannya. []