Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menjadi mesin baru yang dipersiapkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menggenjot ekonomi Indonesia. Prabowo dengan bangga menjelaskan badan baru ini di hadapan para menteri Kabinet Merah Putih dan kader Partai Gerindra. BPI Danantara dijadwalkan diluncurkan pada 24 Februari 2025, dan Prabowo bahkan meminta seluruh presiden Indonesia sebelumnya untuk menjadi pengawasnya.
"Saya beri nama Danantara, Daya Anagata Nusantara. Artinya, kekuatan atau energi masa depan Indonesia," ujar Prabowo dalam Pidato Puncak HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat. Nilai aset yang akan dikelola oleh Danantara diperkirakan mencapai hampir US$980 miliar, atau setara dengan Rp14.700 triliun. Ini adalah uang rakyat, uang anak-anak dan cucu-cucu kita," jelasnya.
Isu tentang Danantara sudah mencuat sejak sebelum Prabowo dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2024. Badan ini dipersiapkan sebagai pengganti Kementerian BUMN. Muliaman Darmansyah Hadad, mantan Ketua Dewan Komisioner OJK dan Deputi Gubernur BI, ditunjuk sebagai pemimpin Danantara dan dilantik pada 22 Oktober 2024. Peluncuran awalnya ditargetkan pada 8 November 2024, namun terpaksa ditunda hingga 2025 untuk memastikan persiapan yang matang.
Sejauh ini, tujuh BUMN raksasa akan beralih ke Danantara, yaitu PT Pertamina, PT PLN, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Mandiri, PT Telkom Indonesia, dan MIND ID. Muliaman Hadad, pemimpin Danantara, mengatakan bahwa badan ini juga akan menggandeng Investment Authority (INA), yang nantinya akan dilebur ke dalam badan pengelola investasi baru ini. Rapat-rapat pemerintah bersama DPR RI dilakukan di hari libur untuk memastikan disahkannya revisi UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN.
Prabowo berencana mengincar dana segar sebesar Rp750 triliun atau US$44 miliar dari hasil efisiensi. Dari jumlah tersebut, US$20 miliar atau Rp358 triliun akan digunakan untuk menyuntik Danantara. "Jadi, totalnya kita punya Rp750 triliun. US$24 miliar (Rp392 triliun) terpaksa saya pakai. Untuk apa? Untuk makan bergizi. Rakyat kita, anak-anak kita, tidak boleh kelaparan!" ucap Prabowo. Sisanya, US$20 miliar akan diserahkan ke Danantara untuk diinvestasikan. Dividen dari BUMN yang dikelola Danantara diperkirakan mencapai Rp300 triliun di 2025, dengan Rp200 triliun diambil oleh pemerintah dan Rp100 triliun dikembalikan ke BUMN untuk modal kerja.