Jakarta – Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, pada Senin, 29 November 2021, menyerukan kesepakatan antara Uni Eropa dan Inggris untuk menghentikan para imigran melakukan penyeberangan di Selat Inggris yang berbahaya, pasca kematian 27 orang ketika berupaya mencapai Inggris dengan perahu yang penuh sesak pekan lalu.
Tetapi, Darmanin memperingatkan bahwa kesepakatan ini tidak dapat hanya menjadi kesepakatan “untuk menerima kembali semua migran yang menginjakkan kaki di Eropa.”
“Meskipun secara politik Inggris telah meninggalkan Uni Eropa, Inggris tidak meninggalkan dunia,” ujar Darmanin, dan menambahkan bahwa negara itu tetap dapat menerima para migran “sebagaimana negara demokratis lainnya.”
Selat Inggris (Sumber: worldatlas.com)
Darmanin menggarisbawahi bahwa pemerintah Prancis tidak dapat menerima penolakan (para migran). “Bagaimana mungkin kita bisa percaya bahwa merupakan hal yang dapat diterima bagi sebuah negara demokratis untuk melakukan campur tangan dan represi di laut?”
Darmanin mengatakan para migran “mempertaruhkan hidup mereka di laut yang seringkali sangat tidak bersahabat dan sangat luar biasa dingin.”
Ia menambahkan bahwa Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, akan menulis surat kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, pada Selasa, 30 November 2021, untuk merinci permintaan Prancis itu (em/lt)/ Associated Press/voaindonesia.com. []
Paus Fransiskus Hanya Berkaca di Hilir Eksodus Pengungsi
Pengungsi yang Seberangi Selat Inggris Capai Rekor Tertinggi
Hentikan Imigran Menyeberangi Selat Inggris Penjualan Kano Disetop
Prancis Batalkan Undangan ke Pertemuan Imigran untuk Inggris