Jakarta - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro dinyatakan positif terpapar virus corona Covid-19. Bolsonaro mengikuti tes yang keempat pada Senin, 6 Juli 2020 setelah mengalami gejala, termasuk suhu tubuh tinggi.
Bolsonaro acapkali menganggap remeh risiko Covid-19 yang disebutnya sebagai "flu kecil". Ia mengklaim tak akan tertular virus. Ia juga menentang dilakukannya pengunciaan (lockdown) yang disebutnya akan merugikan perekomian nasional.
Saya tidak akan merasakan apa-apa, paling-paling itu seperti flu kecil atau sedikit dingin.
Baca Juga: Covid-19 Brasil Jumlah Kematian Lewati Angka 50.000
Seperti diberitakan dari BBC News, Rabu, 8 Juli 2020, Brasil memiliki jumlah kasus Covid-19 dengan angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS).
Presiden Brasil mulai mengalami gejala Covid-19 pada Minggu, dengan suhu tinggi, batuk dan merasa tidak sehat. Namun dalam wawancara dengan televisi Bolsonaro mengklaim demam sudah turun dan merasa sangat sehat.
Pada Senin, Bolsonaro merasakan kondisinya semakin memburuk sehingga memutuskan untuk menjalani tes Covid-19. Ia termasuk dalam kelompok yang berisiko tinggi terpapar virus karena usianya 65 tahun.

Bolsonaro menyebutkan kalau ia memakai hidroksi kloroquine yang selama ini digembar-gemborkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, ampuh untuk menyembuhkan Covid-19. Selain itu, ia juga memakai azitromisin. Namun sejauh ini kedua obat tersebut belum terbukti ampuh untuk melawan virus.
Pemerintah Brasil tengah melacak kontak orang-orang yang baru-baru ini bertemu dengan Presiden Bolsonaro, untuk selanjutnya dilakukan tes.
Direktur Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Mike Ryan, berharap Presiden Bolsonaro bisa segera pulih dari Covid-19. "Saya pikir pesannya bagi kita semua adalah: kita rentan terhadap virus ini," ucapnya.
Pada April lalu, Bolsonaro pernah mengatakan jika terinfeksi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Saya tidak akan merasakan apa-apa, paling-paling itu seperti flu kecil atau sedikit dingin," katanya waktu itu.
Jumlah kasus positif dan korban meninggal akibat Covid-19 saat itu di bawah 40.000 dan 3.000. Namun terus melonjak hingga menempatkan Brasil sebagai negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak kedua di dunia.
Simak Pula: Presiden Jair Bolsonaro Ancam Brasil Keluar dari WHO
Namun Bolsonaro berpendapat bahwa penutupan regional memiliki efek yang lebih merusak daripada virus Covid-19 itu sendiri. Ia menuduh media menyebarkan kepanikan dan paranoia.[]