Jakarta – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Senin, 25 Oktober 2021, membatalkan ancaman untuk mengusir 10 utusan Barat terkait pernyataan gabungan yang mereka buat untuk mendukung seorang pemimpin masyarakat madani yang dipenjara.
Pencabutan itu dilakukan setelah Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara yang khawatir lainnya mengeluarkan pernyataan serupa yang mengatakan mereka menghormati sebuah konvensi PBB yang mengharuskan para diplomat untuk tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara tuan rumah.
Setelah memimpin pertemuan kabinet beberapa jam untuk membahas ketegangan diplomatik itu, Erdogan mengatakan para utusan itu telah memetik pelajaran dan "kini akan lebih berhati-hati."
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berpidato dalam rapat evaluasi di Kompleks Kepresidenan di Ankara, 5 April, 2021 (Foto: voaindonesia.com - Adem Altan/AFP)
"Niat kami jelas bukan untuk menciptakan krisis tapi melindungi kehormatan kami, kebanggaan kami, hak-hak kedaulatan," kata Erdogan dalam komentar yang disiarkan TV.
Pasca perkembangan baru itu, mata uang lira bergairah lagi dari tingkat terendah dan diperdagangkan setengah persen lebih tinggi terhadap dolar.
Erdogan pada Kamis, 21 Oktober 2021, mengancam para duta besar itu dan bahkan menyebut ke-10 utusan itu "persona non grata" -- dalam pernyataan yang disiarkan TV hari Sabtu, 23 Oktober 2021 (vm/jm)/AFP/voaindonesia.com. []
Turki Akan Usir 10 Duta Besar Negara Barat
Liga Arab Bereaksi Atas Agresi Turki ke Suriah
Trump Ancam Ekonomi Turki Jika Serang Kurdi di Suriah
Amerika Kecam Keputusan Turki dalam Rencana Siprus-Turki