Jakarta – Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, pada hari Minggu, 13 Februari 2022, mendesak Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk “mengurangi tekanan di Ukraina” di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Ukraina.
Presiden Steinmeier, yang pada hari Minggu, 13 Februari 2022, terpilih kembali untuk masa jabatan kedua di majelis parlemen khusus, menyampaikan pernyataan itu dalam konferensi pers bersama Presiden Parlemen Jerman Baerbel Bas.
Menanggapi peningkatan krisis di perbatasan Ukraina di mana Rusia menempatkan lebih dari 100.000 tentaranya, Steinmeier memperingatkan bahwa “kita berada di tengah-tengah bahaya konflik militer, perang di Eropa Timur, dan Rusia memikul tanggungjawab akan hal ini.”

Ditambahkan oleh Presiden Steinmeier, “Tidak ada lagi kesalahpahaman tentang penumpukan pasukan Rusia itu. Ini adalah ancaman terhadap Ukraina .... Tetapi orang-orang yang berada di sana berhak hidup tanpa rasa takut dan ancaman, untuk menentukan nasib sendiri dan berdaulat. Tidak ada negara di dunia ini yang memiliki hak untuk menghancurkan hal-hal itu, dan siapa pun yang berupaya melakukan hal itu akan kami hadapi dengan tegas.”
Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan peningkatan persenjataan Rusia telah mencapai titik di mana ia dapat menyerang dalam waktu singkat. Hal ini telah menjadi krisis keamanan terbesar diantara Rusia dan Barat sejak Perang Dingin (em/jm)/voaindonesia.com. []
Staf Kedutaan Amerika Diperintahkan Tinggalkan Ukraina
Pasukan Ukraina Latih Sukarelawan untuk Hadapi Perang
Putin Sebut Proposal Macron Terkait Ukraina Realistis
Amerika Akan Lakukan Apapun untuk Bela Integritas Ukraina