Presiden Lai Sebut Taiwan Akan Bekerja Sama dengan AS untuk Hadapi Ekspansionisme Otoriter

Presiden Lai memberikan pernyataan itu beberapa hari setelah China melancarkan latihan militer besar-besaran di sekitar pulau
Presiden Taiwan Lai Ching-te (kanan) menyalami Senator AS Dan Sullivan dalam pertemuan di Kantor Kepresidenan di Taipei, Taiwan, Rabu, 29/5/2024. (Foto: voaindonesia.com/Taiwan Presidential Office via AFP)

TAGAR.id, Taipei, Taiwan – Presiden Taiwan, Lai Ching-te, mengatakan kepada anggota Kongres Amerika Serikat (AS) yang berkunjung pada Rabu (29/5/2024) bahwa Taiwan akan bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk melawan “ekspansionisme otoriter”.

Presiden Lai memberikan pernyataan itu beberapa hari setelah China melancarkan latihan militer besar-besaran di sekitar pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut.

Lai telah dicap oleh Beijing sebagai “pengkhianat” dan “penyabot perdamaian dan stabilitas” sejak presiden baru tersebut bersumpah untuk membela kedaulatan dan demokrasi pulau tersebut dalam pidato pengukuhannya pada 20/5/2024.

Tiga hari setelah ia dilantik, kapal-kapal perang dan jet-jet tempur mengepung Taiwan dalam latihan yang menurut China merupakan “hukuman” atas “pengakuan kemerdekaan Taiwan” yang dilakukan Lai dan merupakan ujian atas kemampuannya untuk menguasai pulau tersebut.

China mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai bagian dari wilayahnya dan mengatakan pihaknya tidak akan pernah memupus kemungkinan menggunakan kekuatan untuk menjadikan Taiwan di bawah kendali Beijing.

Berbicara pada Rabu (29/5/2024) di hadapan delegasi bipartisan pertama dari Senat AS yang berkunjung sejak pelantikannya, Lai meminta dukungan berkelanjutan dari sekutu paling kuat pulau itu.

“Menghadapi tantangan pandemi ini, kita saling mendukung. Kini menghadapi ekspansionisme otoriter, kita akan terus bekerja sama,” kata Lai.

“Ke depan, kita akan terus melakukan semua yang kita bisa untuk menjaga demokrasi sehingga Taiwan yang demokratis dapat terus berkontribusi kepada dunia.”

Presiden Lai dan Senator ASPresiden Taiwan Lai Ching-te berbicara di hadapan delegasi senator AS yang dipimpin oleh Senator Tammy Duckworth (kelima dari kiri) dalam pertemuan di Kantor Kepresidenan, Taipei, Taiwan, Rabu, 29/5/2024. (Foto: voaindonesia.com/Taiwan Presidential Office via AFP)

Senator Demokrat Tammy Duckworth, seorang veteran perang Irak dan ketua delegasi, menanggapi pernyataan Lai dengan mengatakan "Anda dapat mengandalkan kami untuk selalu hadir di Taiwan".

Duckworth juga mengumumkan bahwa dia akan bergabung dengan "Stand With Taiwan Act" yang diusung Senator Republik Dan Sullivan, sebuah legislasi yang menjatuhkan sanksi ekonomi, energi, dan keuangan terhadap China, jika terjadi invasi militer atau penggunaan kekuatan lainnya terhadap Taiwan.

"Saya berharap (saya) menjadi senator Partai Demokrat pertama yang menyetujui RUU itu dan saya berharap dia bisa memperkenalkan hal itu ketika kami kembali ke Washington," katanya.

Sullivan mengatakan pertimbangan Duckworth adalah "hasil besar dari perjalanan kami ke Taiwan".

Dia menambahkan bahwa kunjungan mereka menegaskan “dukungan bipartisan kami yang kokoh dan berprinsip untuk Taiwan”.

Delegasi tersebut, yang juga diikuti oleh anggota Partai Demokrat Chris Coons dan Laphonza Butler, merupakan kelompok kedua anggota Kongres AS yang diterima Lai minggu ini.

Pada Senin (27/5/2024), Lai bertemu dengan delegasi enam anggota dari Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Kementerian Luar Negeri China mengkritik hal tersebut sebagai "kunjungan licik", yang "mengirimkan sinyal yang keliru kepada kekuatan separatis kemerdekaan Taiwan". (ab/uh)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Ini Cara Presiden Baru Taiwan Wiliam Lai Berhadapan Dengan China
Ppolitisi Partai Progresif Demokratik, DPP, itu bersumpah untuk membela demokrasi, sekaligus menuntut China mengakhiri intimidasi militer