Paris – Presiden Perancis, Emmanuel Macron, hari Rabu, 31 Maret 2021, memerintahkan penutupan seluruh wilayah dan penghentian semua kegiatan atau dikenal sebagai kebijakan lockdown- yang ketiga sejak pandemi virus corona (Covid-19) merebak di Prancis Maret 2020. Macron mengatakan seluruh sekolah akan ditutup selama tiga minggu ke depan sebagai upaya mengatasi pandemi virus corona gelombang ketiga yang mengancam akan melumpuhkan rumah-rumah sakit.
Laporan situs independen, worldometer, sampai tanggal 31 Maret 2021 jumlah kasus Covid-19 di Prancis sebanyak 4.585.385 dengan 95.337 kematian. Berdasarkan jumlah kasus Prancis ada di peringkat ke-4 dunia. Kasus harian terbanyak dilaporkan tanggal 7 November 2020 sebanyak 88.790, sedangkan jumlah kematian harian terbanyak dilaporkan tanggal 15 April 2020 sebanyak 1.437.
Melihat jumlah kematian akibat Covid-19 yang hampir mencapai 100.000 orang, unit-unit perawatan intensif (ICU) di beberapa kawasan di mana perebakan luas terjadi dan vaksinasi yang berjalan lebih lambat dari yang direncanakan; Macron terpaksa mengesampingkan dulu tujuannya untuk melidungi perekonomian Perancis dengan mempertahankan agar negaranya tetap terbuka.
Warga Prancis antre di tenda pengujian Covid-19 di Seine Saint-Denis, Prancis, (Foto: thelocal.dk/AFP)
“Jika tidak bergerak sekarang kita akan kehilangan kendali,” ujar Macron dalam pidato yang disiarkan seluruh stasiun televisi Perancis.
Pengumumannya berarti pembatasan wilayah yang sudah berlaku selama lebih dari satu minggu di Paris dan beberapa wilayah di utara dan selatan, kini berlaku di seluruh negara; setidaknya selama satu bulan, mulai Sabtu, 3 April 2021.
Memulai pidatonya dengan menyebut janjinya untuk melindungi dunia pendidikan dari pandemi ini, Macron mengatakan seluruh sekolah akan ditutup selama tiga minggu setelah akhir pekan ini.

Jumlah kasus baru Covid-19 per hari di Perancis berlipat ganda sejak Februari 2021 menjadi hampir 40.000 kasus. Jumlah pasien di unit intensif rumah sakit mencapai 5.000 – melebihi jumlah ketika puncak pandemi dan lockdown selama enam minggu akhir tahun lalu. Kapasitas tempat tidur di unit gawat darurat akan ditambah menjadi 10.000 tempat tidur, ujar Macron.
Pembatasan baru ini akan memperlambat laju pemulihan di negara dengan perekonomian kedua terbesar di blok pengguna mata uang euro itu, dari kemerosotan ekonomi tahun lalu.
Macron mengatakan program vaksinasi juga perlu diselaraskan. Dalam tiga bulan ini baru 12% dari seluruh penduduk yang divaksinasi (em/jm)/voaindonesia.com. []