Presiden Panggil Perwakilan Parpol Koalisi, Tak Tampak PAN

Presiden Joko Widodo mendadak bertemu dengan sejumlah perwakilan partai politik pendukung pemerintah di Istana Kepresidenan Jakarta Senin (24/7).
(Dari kiri) Perwakilan partai koalisi pemerintah Agus Gumiwang (Golkar), I Gusti Agung Rai Wirajaya (PDIP), Melchias Mekeng (Golkar), Jhonny G Plate (Nasdem), Reni Marlinawati (PPP), Robert Kardinal (Golkar), Amir Uskara (PPP) berbincang saat tiba untuk memenuhi undangan Presiden Joko Widodo, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/7). Pertemuan presiden dengan perwakilan partai koalisi pemerintah tersebut berlangsung tertutup. (Foto: Ant/Puspa Perwitasari)

Jakarta, (Tagar 24/7/2017) - Presiden Joko Widodo mendadak bertemu dengan sejumlah perwakilan partai politik pendukung pemerintah di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/7).

Politikus Partai NasDem Jhonny G Plate mengatakan kehadiran mereka untuk membahas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).

"Diundang Presiden, membahas Perppu Nomor 1 dan Perppu 2," ujar Jhonny di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Hingga kini, DPR belum menyetujui Perppu Nomor 1 tahun 2017 tentang Keterbukaan dan Pertukaran Informasi Keuangan Perbankan dan Perppu Nomor 2 tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Meski belum disetujui DPR, kedua Perppu sudah berlaku. Sementara politikus Partai Hanura Nurdin M Tampubolon mengatakan, undangan dari Jokowi merupakan agenda dadakan.

Belasan perwakilan partai politik itu masuk melalui jalur tamu biasa sekitar pukul 15.40 WIB.

Mereka yang hadir ialah Idrus Marham (Golkar), Agus Gumiwang (Golkar), Melchias Mekeng (Golkar), Robert Kardinal (Golkar), Jhonny G Plate (Nasdem), Utut Adianto (PDIP), Amir Uskara (PPP), Reni Marlinawati (PPP), Nurdin M Tampubolon (Hanura), dan I Gusti Agung Rai Wirajaya (PDIP). Tak tampak ada perwakilan dari Partai Amanat Nasional. (Fet/Ant)

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.