Jakarta - Seniman serba bisa Benyamin Sueb mendapat penghormatan dari perusahaan raksasa teknologi Google, melalui ilustrasi Doodle yang memperingati peresmian Taman Benyamin Sueb oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tepat pada hari ini, 22 September di tahun 2018 lalu.
Benyamin Sueb yang kerap pula disapa sebagai Bang Ben, merupakan seniman serba bisa kelahiran Batavia, 5 Maret 1939 lalu. Sebagai bungsu dari 8 bersaudara dari pasangan suami istri Suaeb - Aisyah, Ben kecil harus menjalani kehidupan getir lantaran ayahnya meninggal dunia sewaktu usianya baru menginjak 2 tahun.
Persentuhan pertama Benyamin S dengan kesenian terjadi sejak usianya masih sangat belia. Lantaran kondisi ekonomi keluarganya morat-marit sepeninggal sang ayah, ibunya memberikan izin kepada Ben kecil untuk mengamen, semenjak umurnya menginjak 3 tahun.
Kala itu, Ben kecil mengamen keliling kampung dengan membawakan lagu Sunda sembari melakukan tarian jenaka demi menghasilkan recehan yang hasilnya digunakan untuk membiayai sekolah kakak-kakaknya. Orang-orang yang terhibur, kemudian memberikan uang 5 sen atau potongan kue sebagai imbalan.
H. Benyamin Sueb. (Foto: Instagram/@19orangebetawi28)
Bakat seni Benyamin dipengaruhi oleh dua orang kakeknya, yaitu Saiti, yang merupakan peniup klarinet dan Haji Ung, seorang pemain Dulmuluk, sebuah teater rakyat. Berbekal darah seni tersebut, ia membentuk grup musik Kaleng Rombeng bersama ke-7 saudaranya, sewaktu ia masih berusia 6 tahun.
Menginjak usia remaja, Benyamin Sueb pernah menjajal karier di luar kesenian. Ia pernah bekerja di perusahaan bis PPD, bahkan sempat bekerja di Bagian Amunisi Peralatan AD, sepanjang tahun 1959 hingga 1960. Namun, kariernya di militer ia tinggalkan di kemudian hari untuk kembali berkecimpung di kancah seni.
Kesuksesan Benyamin Sueb di kancah musik bermula sewaktu ia bergabung dengan grup musik Gambang Kromong Naga Mustika. Lewat kelompok ini, karier bermusik Bang Ben terbilang melesat dan menjadi salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.
Bahkan, Benyamin sempat menyaingi Lilis Suryani yang jauh lebih dulu populer di Tanah Air, setelah Bang Ben berduet bersama Ida Royani, seorang penyanyi yang sama-sama menjadi personel di grup musik Naga Mustika.
Berbekal popularitasnya di industri musik, Benyamin S menjajaki karier baru di kancah seni peran. Kala itu, ia sempat terlibat dalam berbagai peran di sejumlah film termasuk judul-judul terkenal seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Si Doel Anak Betawi serta Intan Berduri (1972).
Benyamin S bahkan mendapatkan penghargaan Piala Citra sebagai Aktor Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI), lewat perannya di dua film, yakni Intan Berduri rilisan tahun 1972 dan Si Doel Anak Modern keluaran 1976.
Seniman budaya Betawi Benyamin Sueb. (Foto: Instagram/benyaminsuaeb1939_1995)
Pada tahun 1990, Benyamin Sueb mendirikan Bens Radio, satu-satunya stasiun radio di Indonesia yang didedikasikan untuk Betawi. Di masa itu, ia juga masih tampil di televisi dengan bermain di sinetron Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan.
Benyamin Sueb meninggal dunia pada 5 September 1995, setelah sempat mengalami koma aikibat serangan jantung, beberapa hari seusai sang seniman bermain sepak bola.
Jenazah Benyamin S, dikebumikan sesuai wasiat terakhirnya, yakni di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Vivak, Jakarta, tepat bersebelahan dengan pusara Bing Slamet, yang ia anggap sebagai gurunya dalam berkesenian.
- Baca juga: Benyamin S, Seniman Serba Bisa Asal Betawi di Google Doodle
- Baca juga: 5 September, Benyamin Sueb Meninggal Dunia
Sepanjang kariernya di industri hiburan Tanah Air, Benyamin S dikenal publik sebagai sutradara, aktor, pelawak, dan penyanyi yang menghasilkan menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film. []