London – Inggris meluncurkan sebuah program darurat berupa tes (pengujian) virus corona (Covid-19) dari rumah ke rumah di beberapa daerah, menyusul temuan ratusan kasus virus corona varian baru, yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Program dimulai pada Selasa, 2 Februari 2021. Ilmuwan mengatakan virus corona varian baru ini lebih kebal terhadap vaksin.
Laporan situs independen, worldometer, menunjukkan sampai tanggal 2 Febuari 2021 jumlah konfirmasi kasus positif virus corona di Inggris mencapai 3.835.783 dengan 106.564 kematian. Dengan jumlah kasus ini Inggris ada di peringkat ke-5 dunia. Jumlah kematian ini juga menempatkan Inggris di peringkat ke-5 dunia dalam jumlah kematian.
Margaret Keenan, perempuan berumur 90 tahun di Coventry, jadi orang pertama di dunia yang menerima vaksin Pfizer di Rumah Sakit Universitas di Coventry, Selasa, 8 Desember 2020, pagi (Foto: bbc.com)
Mobil-mobil unit pengujian dikerahkan ke beberapa daerah, termasuk pusat dan pinggiran Kota London. Para petugas pemadam kebakaran dan relawan membantu penyerahan paket pengujian dan melakukan pengujian dari rumah ke rumah. Pejabat lokal menargetkan untuk melakukan 80 ribu uji virus corona.
Pada Selasa, 2 Februari 2021, pagi, 105 kasus dari virus yang bermutasi diidentifikasi di delapan distrik di Inggris. Sebelas dari kasus itu tidak ada hubungannya dengan perjalanan internasional, yang menunjukkan virus varian baru ini ditularkan di dalam masyarakat.
Suasana di salah satu sudut Kota London, Inggris, di masa pandemi virus corona (Foto: cndenglish.com).
Sementara itu penguasa kesehatan mengumumkan mereka juga sedang menyelidiki kasus-kasus terpisah dari virus, yang mereka gambarkan sebagai hasil perubahan genetika yang baru. Varian ini ditemukan di Bristol dan Liverpool, dan mutasinya sama dengan varian Afrika Selatan yang disebut E484K.
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mendesak orang-orang yang tinggal di daerah di mana perebakan terjadi untuk mematuhi peraturan lockdown dan tinggal di rumah (jm/em)/voaindonesia.com. []