Bekasi – Kementerian Sosial (Kemensos) meskipun masih di tengah masa pandemi terus berikan perhatiannya kepada para lansia melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Pada kesempatan ini pekerja sosial dan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraaan Sosial (PPKS) pada Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (BRSLU) di Budhi Dharma Bekasi menceritakan kisahnya.
Inilah yang sedang kita lakukan yaitu ATENSI, mudah-mudahan dengan adanya ATENSI ini, kami bisa memberikan layanan yang terbaik terhadap Penerima Manfaat lanjut usia.
Nawula, Pekerja Sosial menceritakan suka duka pengabdiannya selama 28 tahun di BRSLU Budhi Dharma Bekasi (23/12/2020). (Foto: Tagar/Dok.Kemensos)
Nawula merupakan seorang wanita berusia 52 tahun yang menjadi pekerja sosial ahli pertama dan telah bertugas selama 28 tahun lamanya.
“Kalau ada nenek yang sakit, walau itu tengah malam, saya harus turun untuk mengantarkannya ke rumah sakit,” ucapnya.
Dia mengatakan bahwa dirinya bangga melakukan pekerjaannya yakni mengurus nenek-nenek dan senang melakukannya.
“Ini sebuah penghargaan, saya puas mengurus nenek-nenek dengan baik. Saya juga bertugas disini sangat senang,” kata Nawula.
Perlu diketahui bahwa ATENSI dibuat atas penghormatan, perlindungan, pemenuhan hak-hak lansia dan merupakan perubahan pendekatan, tidak hanya berbasis residensial, tetapi juga berbasis keluarga sekaligus komunitas.
Tugas yang dilakukannya pun meliputi memandikan dan menyuapi makanan kepada para lansia.
“Apapun tugas yang ada disini, saya tidak pernah menolaknya. Seperti memandikan nenek-nenek dan menyuapi makanan, saya lakukan itu semua, karena saya bekerja dengan hati,” tuturnya.
Umi, Psikolog BRSLU Budhi Dharma Bekasi memasangkan masker untuk memastikan protokol kesehatan para lansia PPKS (23/12/2020). (Foto: Tagar/Dok. Kemensos)
Sedangkan, Umi Mahmudah Nuryani seorang psikolog yang sudah 15 tahun bertugas khususnya dalam konseling lansia menceritakan tugasnya.
“Saya orang yang pertama kali dihubungi kalau ada konflik antar lansia, namun kami tetap bekerjasama dengan pekerja sosial,” kata Umi.
“Kalau ada masalah dengan lansia, kita langsung terjun ke lapangan dan kita selesaikan secara individu dulu, baru kelompok,” tambahnya.
Se;ain itu, penyuluh pun dilibatkan guna memberikan penyuluhan untuk pengubahan perilaku seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan lansia.
"Dengan memberikan motivasi, penyuluh juga mendorong kesadaran lanjut usia untuk ikut aktif dan kooperatif dalam kegiatan yang disediakan oleh Balai Lansia Budhi Dharma Bekasi agar lansia dapat merasakan dirinya tetap sehat, aktif, dan bermanfaat untuk diri dan orang lain disekitarnya sehingga menumbuhkan kebersamaan para lansia dalam Balai." kata Penyuluh.
Karena jangkauan layanan sangat luas yakni terdapat 16 provinsi di seluruh Sumatera dan Jawa maka BRSLU Budhi Dharma tidak hanya melakukan Kerjasama dengan Pemerintah Daerah yang meliputi Provinsi, Kabupaten dan Kota tapi juga bekerjasama dengan LKS Lansia (Pusaka), pegiat lansia, pendamping lansia, TKSK, Tagana dan juga semua elemen masyarakat.
Pada BRSLU Budhi Dharma Bekasi lansia diajak untuk produktif dengan adanya kegiatan-kegiatan contohnya seperti sharing yang diadakan secara rutin. Namun meningat adanya pandemi, saat ini kegiatan diadakan secara lebih fleksibel.
“Biasanya terjadwal, seperti senam pagi sampai pemeriksaan psikologis. Namun, karena menghindari kerumunan, paling kita dampingi saat nonton televisi atau mendengarkan musik tanpa melupakan protokol kesehatan,” jelasnya.
Umi pun menambahkan terdapat juga kegiatan rohani yang dilakukan. “Kegiatan pengajian kadang dilakukan ditaman agar tetap bisa menjaga jarak dan juga di mushola dengan menerapkan protokol kesehatan,”.
Baca juga:
Dirinya juga menyampaikan protokol kesehatan (Prokes) harus aktif dilakukan dan selama pandemi para lansia tidak diperbolehkan keluar karena rentan, Umi mengatakan para lansia mau mematuhi Prokes namun terkadang lupa memakai masker.
Meski kegiatan berkumpul berkurang, dirinya menjelaskan bahwa segala aktivitas selalu terekam di CCTV yang merupakan fasilitas BRSLU sehingga jika sesuatu terjadi bisa langsung ditangani.
Sementara itu, Yunita seorang PPKS berusia 71 tahun menyampaikan fasilitas yang diterimanya di BRSLU sudah baik.
“Saya bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah karena seluruh fasilitas cukup baik. Protokol kesehatan seperti mencuci tangan juga selalu dilakukan,” tuturnya.
Tidak hanya menerapkan Prokes namun juga pemeriksaan rutin kerap dilakukan BRSLU melalui tim kesehatan yang ada.
Tak hanya, Yunita. Rodi yang juga merupakan PPKS berusia 62 mengatakan bahwa banyak kegiatan yang dilakukannya di BRSLU sehingga dirinya tidak jenuh.
“Kita cari-cari aktivitas, agar tidak jenuh. Namanya kakek-kakek semua, kadang aku bantuin nyuci, ngambilin nasi. Ke musholla, pengajian, dan aku juga ngurusin jeruk di taman,” tuturnya.
Perlu diketahui, selama 2020 ini khususnya pada awal pandemi Covid-19 hingga sekarang sudah ada sebanyak 15.072 orang yang merasakan pelayanan ATENSI baik melalui keluarga, komunitas dan residensial.

Kepala Balai BRSLU Budhi Dharma Bekasi, Drs. Pujiyanto pun menyampaikan harapannya atas layanan ATENSI dari Kementerian Sosial tersebut.
“Inilah yang sedang kita lakukan yaitu ATENSI, mudah-mudahan dengan adanya ATENSI ini, kami bisa memberikan layanan yang terbaik terhadap Penerima Manfaat lanjut usia.” Ucap Pujiyanto. []