Program Padat Karya Tak Menjamin, Indef: Fokus Bansos Dulu

Peneliti Indef Bhima Yudhistira menilai pemerintah sebaiknya fokus ke program bansos terlebih dahulu ketimbang program padat karya.
Bantuan sosial (Bansos) gabungan pengusaha sepatu Cibaduyut, Bandung, Jabar (Foto: jabaprov.go.id).

Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menilai pemerintah sebaiknya fokus kepada program bantuan sosial terlebih dahulu ketimbang menjalankan program padat karya sebagai upaya memulihkan daya beli masyarakat pada 2021. Menurut dia, bantuan sosial yang diberikan pemerintah belum semua tepat sasaran.

"Misalnya terkait Kartu Prakerja yang salah konsep dari awal, masyarakat butuh makan dikasih training dulu," kata Bhima saat dihubungi Tagar, Selasa, 6 Oktober 2020.

Pemutakhiran data menjadi wajib untuk mempertajam sasaran bansos.

Apabila bansos ini tidak tepat sasaran, kata Bhima, berpotensi menimbulkan kerugian dan berdampak kepada masyarakat. "Sasarannya juga tidak jelas sehingga muncul joki-joki yang meraup untung dari program bansos ini," ucapnya.

Selain itu, terkait subsidi gaji, kata dia, masih banyak data yang bermasalah. Alhasil, karyawan yang seharusnya mendapat subsidi justru tidak mendapatkannya.

Ekonom Indef, Bhima YudhistiraEkonom Indef, Bhima Yudhistira. (Foto: Tagar/twitter.com/Bhima Yudhistira).

"Ini terlihat dari verifikasi data BPJS Ketenagakerjaan yang lemah. Jadi pemutakhiran data menjadi wajib untuk mempertajam sasaran bansos," ujar Bhima.

Menurutnya, ketimbang menjalankan program padat karya yang belum tentu bisa menjamin daya beli masyarakat pulih kembali pada 2021, sebaiknya pemerintah fokus pada stimulus kesehatan dan memperluas bantuan sosial kepada pekerja informal dan para korban PHK. "Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih rendah hingga akhir 2021 dan memerlukan bantuan finansial dari pemerintah untuk mencegah naiknya angka kemiskinan," tutur Bhima.

Sebelumnya, pemerintah melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) akan menjalankan program padat karya sebagai strategi lanjutan setelah program PEN. Ini bertujuan untuk memulihkan daya beli masyarakat pada 2021 mendatang.

"Pada saat yang sama sesudah vaksinasi terjadi, kami juga mulai shifting prioritasnya dari program PEN menjadi program padat karya," kata Sekretaris Eksekutif I Komite PC-PEN Raden Pardede dalam diskuis daring di Jakarta, Senin, 5 Oktober 2020. []

Berita terkait
Ogah Tampung Dana PEN, CORE: Likuiditas Bank Swasta Longgar
Ekonom atau Peneliti CORE Yusuf Rendy Manilet menilai likuiditas bank swasta yang longgar menjadi alasan bank swasta tidak mau manfaatkan dana PEN.
Tak Jamin Daya Beli, Program Padat Karya Harus Dikaji Lagi
Peneliti Indef Bhima Yudhistira menilai pemerintah harus mengkaji kembali program padat karya untuk memulihkan daya beli masyarakat pada 2021.
Bank Swasta Ogah Tampung Dana PEN, CORE: Tergantung Kondisi
Keputusan bank swast untuk menampung atau menolak penempatan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) patut dihormati.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.