Tarutung - Proyek fisik bersumber dari Dana Desa untuk distribusi air bersih ke rumah-rumah warga di Dusun II, Desa Lobusingkam, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, tidak berfungsi dan tampak sia-sia.
Padahal layanan air bersih sangat dibutuhkan warga berpenghuni puluhan kepala rumah tangga di dusun itu.
Infrastruktur tersebut dibangun dari Dana Desa tahun anggaran 2016 dan 2017 lalu, menelan biaya Rp 1 miliar lebih.
Anggaran dipakai untuk item pekerjaan pipanisasi dan bak penampung air di beberapa titik.
Pantauan Tagar, terlihat di setiap sudut sisi rumah warga, keran air lengkap dengan argometer nampak tidak terpelihara. Posisi jarum argometer pemakaian air masih bertengger di angka nol meter kubik.
Menurut warga, untuk membutuhi air selama ini, mereka terpaksa memakai air hujan dan air yang dipikul dari sumur buatan di lembah Rau dan Holbung di dusun itu.
"Kebutuhan air ini sangat kami butuhkan. Maaf cakap, air kebutuhan jamban pun tidak ada lagi, " kata Marbun, seraya menunjukkan toilet umum yang tidak dialiri air.
Keran dilengkapi argometer air dari anggaran proyek Dana Desa 2016 dan 2017 di Dusun II, Desa Lobusingkam, Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, belum pernah dialiri air. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)
Paling miris kata warga, anak sekolah di dusun itu akibat krisis air, jarang mandi berangkat sekolah ke SD Negeri 174606 Lobusingkam dan SMP Negeri Sipoholon.
"Bagaimana caranya mau mandi, tahan-tahankan lah, Bang," ujar salah seorang pelajar dari dusun itu.
Sudah dalam penyelidikan Polres atas pengaduan masyarakat
Mereka berharap ada solusi pengadaan proyek air bersih dari pemerintah.
"Untuk bisa membuat fasilitas pipa-pipa ini bermanfaat, kami berharap proyek air bersih agar kembali diprogramkan," kata M Sinambela.
Ditangani Aparat Hukum
Manoras Taraja selaku Kepala Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) Kabupaten Tapanuli Utara mengatakan, proyek tidak berfungsi itu sudah dalam penanganan aparat hukum.
"Sudah dalam penyelidikan Polres atas pengaduan masyarakat. Kami belum bisa memastikan jumlah kerugian keuangan negara karena itu sudah wewenang mereka," kata Manoras.
Manoras berharap kepada aparatur desa di Tapanuli Utara dalam memanfaatkan Dana Desa agar mengacu pada aturan baku penggunaan.
"Kita berharap kepada kepala desa di Taput agar taat pada azas dan aturan, hindari permasalahan seperti di Desa Lobusingkam," katanya.
GAMKI Desak Polri
Rijon Manalu, fungsionaris GAMKI Tapanuli Utara berharap aparat hukum mengusut tuntas proyek mangkrak di Desa Lobusingkam.
Rijon Manalu, Ketua GAMKI Tapanuli Utara meninjau proyek bersumber dari Dana Desa yang mangkrak di Dusun II Desa Lobusingkam, Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara, Rabu 6 November 2019. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)
"Melihat kebutuhan air bersih oleh warga Lobusingkam adalah sangat mendesak, maka patut jadi skala prioritas pembangunan berkelanjutan. Demikian juga dengan proses penyelidikan Polri agar mereka mengusut penyelewengan anggarannya sampai tuntas," kata Rijon, saat meninjau proyek mangkrak itu, Kamis 7 November 2019.
Kapolres Tapanuli Utara, AKBP Horas Marasi belum berhasil dimintai keterangan terkait dugaan korupsi Dana Desa di Lobusingkam.[]