Tarutung - Masyarakat pengguna jalan meminta jajaran Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melihat lebih dekat sejumlah paket infrastruktur nasional di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Paket pekerjaan yang berada di bawah naungan Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional wilayah II Medan, sesuai pantauan dan investigasi, ditemukan ragam kejanggalan pelaksanaan.
Seperti pengerjaan tembok atau dyk penahan jalan ambruk di jalur jalan Tarutung menuju Balige, tepatnya di Kelurahan Situmeang Habinsaran, Kecamatan Sipoholon. Lokasi proyek persis berdekatan dengan stasiun pengisian bahan bakar Umum (SPBU) Sipoholon.
Sesuai pantauan di lokasi yang ambruk satu tahun silam, sejak Juli 2019 sudah terlihat pekerjaan pembersihan, penggalian tapak dan perakitan tulangan besi oleh sejumlah buruh bangunan.
Namun disayangkan, hingga memasuki pertengahan September 2019 terpantau pekerjaan rencana pemasangan konstruksi beton bertulang ditinggal begitu saja oleh penyedia jasa.
Lubang-lubang menganga bekas galian penyedia jasa PT Robinson di Jalinsum Desa Hutabarat Partali, Kecamatan Tarutung, Taput, belum diaspal dan mengancam pengguna jalan, Sabtu 21 September 2019. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang).
Informasi diperoleh di lokasi, paket pekerjaan tersebut bagian segmen pemeliharaan jalan nasional antara Kabupaten Toba Samosir menuju Kabupaten Tapanuli Selatan.
Saya segera tindaklanjuti. Kenapa lama, karena lagi proses desain
"Menurut kabar, biaya atau anggaran proyek itu berjumlah kurang lebih Rp 15 miliar untuk tahun ini. Namun papan informasi proyek tidak dipasang di lokasi," ungkap G Situmeang, warga setempat tak jauh dari lokasi proyek mangkrak itu.
Situmeang mengatakan, pekerjaan pemasangan tembok penahan bekas longsoran itu patutnya segera dilanjutkan. "Antisipasi longsor susulan pada musim hujan di akhir tahun, harusnya itu sudah tuntas," kata Situmeang, Sabtu 21 September 2019.
Keluhan lain diutarakan warga Desa Hutabarat Partali. Di sepanjang jalan lintas umum Sumatera terlihat jalan berlubang bekas galian yang tidak diaspal.
"Galian begitu saja dibiarkan tanpa rambu atau tanda. Kami takut dan resah mengingat kejadian kecelakaan lalu lintas di Hutaraja yang memakan korban anak sekolah meninggal akibat lubang tanpa rambu," kata C Hutabarat, 41 tahun, warga di sana.

Hasil amatan Tagar di sepanjang jalur lintasan, terlihat sejumlah lubang menganga di badan jalan. Lubang bekas mesin pemotong aspal hotmix terlihat tanpa rambu atau tanda.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Medan, Selamat Rasidi, mengatakan, akan segera menindaklanjuti progres pekerjaan yang dimenangkan oleh PT Robinson sebagai penyedia jasa.
"Saya segera tindaklanjuti. Kenapa lama, karena lagi proses desain. Baru minggu lalu desain selesai karena perlu data kekuatan tanah dasar," terang Selamat, Sabtu 21 September 2019.
M Saleh selaku pejabat pembuat komitmen dan penanggung jawab teknis pekerjaan tersebut, hingga sejauh ini belum memberi klarifikasi resmi perihal proyek mangkrak tersebut.[]