Pematangsiantar - Pengerjaan proyek akhir tahun berupa perbaikan drainase di sejumlah titik di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, belum juga rampung. Akibatnya sangat mengganggu hingga membahayakan warga dan pengguna jalan.
Amatan Tagar, di Jalan Jawa dan Jalan Maluku, material galian tanah proyek tampak menggunung dibiarkan di sepanjang bahu jalan. Selain jalanan berdebu, gundukan tanah itu sangat membahayakan pengendara roda dua dan roda empat.
Sejumlah warga mengaku kesulitan melintasi dua ruas jalan tersebut, karena perbaikan parit yang hampir memasuki satu bulan lamanya belum juga selesai, meski masa pengerjaannya sudah melampaui durasi tahun anggaran.
Dicky, 21 tahun, warga Jalan Maluku mengatakan, sejak perbaikan parit akses menuju rumahnya sangat membahayakan, karena hanya menggunakan papan sisa material proyek.
"Memang (proyek) biar kampung kami tidak banjir. Namun ini sangat mengganggu juga. Mau ke rumah payah kreta (motor) harus melintasi papan akibat pengerjaan proyek," ungkapnya, Sabtu 4 Januari 2020.
Lain hal dengan N Siregar, seorang pemilik kios kelontong yang mengalami penurunan omzet sejak pengerjaan proyek.
"Ya, terganggu sekali. Kadang jalan harus dialihkan apalagi waktu perbaikan parit di depan kede (kedai) dibongkar jadi orang mau belanja susah," ungkapnya.
Muliono, pengurus Masjid Dakwa di Jalan Jawa, di mana parit di depan masjid juga ikut diperbaiki, mengatakan sisa material proyek yang ditumpuk di depan masjid menimbulkan debu dan membuat beberapa pengendara terjatuh.
Kemarin kita sudah katakan agar proyek yang terlambat diberhentikan pengerjaannya
"Kalau panas debunya bukan main, kalau hujan jalanan licin. Kemarin sudah dua orang kulihat jatuh akibat pengerjaan proyek ini," ungkap Muliono.
Proyek perbaikan parit di Jalan Jawa Kota Pematangsiantar belum juga rampung, Sabtu 4 Januari 2020. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)
Pembangunan drainase oleh Pemko Pematangsiantar melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang di Jalan Maluku dan Jalan Jawa, Kecamatan Siantar Barat, dengan biaya Rp 1,4 miliar bersumber dari APBD 2019, dilaksanakan sejak 22 November 2019 lalu. Namun memasuki Januari 2020 pengerjan belum usai.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Pematangsiantar Ferry Sinamo, menyesalkan keterlambatan pengerjaan proyek yang memasuki libur Natal dan Tahun Baru. Padahal jauh hari DPRD telah memperingatkan agar pengerjaan proyek tidak dilakukan pada akhir tahun sebab mengganggu masyarakat.
"Kemarin kita sudah katakan agar proyek yang terlambat diberhentikan pengerjaannya. Ya, sangat dikesalkan. Dimana orang Natal dan Tahun Baru terganggu. Kemarin saat rapat bersama, kita ingatkan agar pengerjaan di akhir tahun dihentikan agar tak mengganggu," ungkap Ferry.
Ferry menilai pengerjaan proyek akhir tahun memiliki risiko yang sangat besar karena memasuki musim penghujan. Selain soal kenyamanan masyarakat, Ferry menilai laporan pertanggungjawaban (LPJ) pengawasan serta kualitas dari pengerjaan proyek itu penting diperhatikan.
Karenanya Ferry meminta wali kota untuk melakukan evaluasi kepada dinas terkait agar tidak melakukan hal yang sama pada tahun depan.
Terpisah, Ketua Komisi I DPRD Kota Pematangsiantar, Andika Prayogi mengaku prihatin atas gangguan kenyamanan masyarakat di dapilnya tersebut.
"Sangat mengganggu pengguna jalan yang saat ini kita tahu sendiri lagi dalam menyambut Tahun Baru 2020. Maka dari itu nanti kita konfirmasi ke dinas terkait untuk hal itu," tuturnya. []