Jakarta - Ketua Biro Hukum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest menilai keresahan yang disampaikan oleh komika Bintang Emon (BE) terhadap penanganan kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik senior KPK Novel Baswedan merupakan bagian dari kebebasan berpendapat seorang warga negara.
"Apa yang disampaikan BE (Bintang Emon) adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang merupakan hak semua warga negara," ujar Rian melalui akun Twitternya, @rianernesto, Selasa, 16 Juni 2020.
Kesimpulan yang prematur dan gegabah.
Rian menilai Bintang telah melakukan kebiasaanya sebagai komika dengan kreatif dan jenaka, seperti kritik yang disampaikan jebolan ajang Stand Up Comedy Academy (SUCA) 3 tersebut kepada tuntutan jaksa penuntut umum terhadap dua terdakwa penyiram air keras ke Novel Baswedan.
Baca juga:
- Kritik Bintang Emon Didukung Eks Pemain Timnas Indonesia
- Bintang Emon Balas Tudingan Narkoba Pakai Tes Urine
- Felix Siauw Respons Bintang Emon Sentil Kasus Novel
Menurutnya, sejarah di berbagai belahan dunia telah menunjukkan bahwa seni dan budaya --termasuk komedi-- menjadi medium efektif untuk menyampaikan kritik mengenai masalah yang dihadapi warga negara.
Maka dari itu, kata Rian, kritik yang dikatakan Bintang melalui rekaman video yang diunggah dalam akun Instagram sah-sah saja. "Secara substansi kritik yang disampaikan BE sah-sah saja," ujarnya.
Komika jebolan ajang Stand Up Comedy Academy (SUCA) 3, Bintang Emon. (Foto: Instagram/@bintangemon)
Rian mengatakan PSI kecewa telah terjadi serangan fitnah di media sosial yang menyebutkan Bintang seorang pemakai narkoba. "Kami menyesalkan perundungan yang dialami BE karena sekali lagi ini adalah kebebasan berekspresi," ucapnya.
Namun, Rian menekankan media sosial adalah area komunikasi baru yang kompleks. Sebab itu ia meminta agar masyarakat tak langsung menuduh pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melakukan fitnah kepada Bintang Emon. "Kesimpulan yang prematur dan gegabah," ujarnya.
Akhir kata Rian mengatakan partainya mendukung kebebasan berpendapat dan berekspresi. Itu, kata dia, dapat dipertanggungjawabkan. "Jempol ke BE!," ujarnya. []