Solo - Kepala Kantor Pos Surakarta, Munthoha mengklaim PT Pos Indonesia telah menguasai 40 market jasa pengiriman paket di Kota Solo. Tingginya minat masyarakat tersebut, menurut dia, dipengaruhi tarif yang murah dan layanan yang bisa menjangkau seluruh Indonesia.
“Kalau kiriman-kiriman penjualan online porsinya baru 40 persen pasar di Soloraya. Ada pesaing kita yang besar kayak JnT JNE,” ujarnya saat ditemui Tagar, Senin, 2 September 2019.
Munthoha menyatakan, kontribusi terbesar dari pengiriman surat dan pengiriman barang, sisanya adalah pengiriman korporasi. “Secara total kontribusi dari surat dan barang hingga 80 persen,” ujar dia.
Kendati telah menguasai pasar di Soloraya, Munthoha mengatakan belum bisa 100 persen memenuhi target pendapatan. Tahun 2018, kata dia, capaian target sekitar 97 persen, sedangkan di tahun 2019 ini, baru mencapai 83 dari total target sebesar Rp 90 miliar.
Kalau memang lebih murah kita memilih pakai Pos. Saya berharap saja dengan harga yang turun, pelayanan jangan ikut turun juga.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, lanjutnya, Kantor Pos Surakarta telah melakukan penyesuaian tarif pengiriman mulai 1 September 2019.
“Per 1 September ada penyesuaian tarif pengiriman melalui pos. Bervariasi, ada yang turun Rp 3.000 per kilogram ada yang Rp 4.000,” ucapnya.
Penurunan tarif pengiriman barang Pos Indonesia ternyata disambut baik penjual online. Seperti Kusumastuti, 32 tahun, penjual baju online di Solo ini mengaku senang jika tarif pengiman barang turun, terlebih tarif tersebut sangat kompetitif dengan jasa pengiriman lainnya.
“Kalau memang lebih murah kita memilih pakai Pos. Saya berharap saja dengan harga yang turun, pelayanan jangan ikut turun juga,” tuturnya.
Kenalkan Aplikasi Pos Giro Mobile dan COD
Pegawai kantor Pos Solo, menunjukkan dua aplikasi Pos Giro Mobile milik PT Pos Indonesia. (Foto: Tagar/Reyma Pramista).
Selain melakukan penyesuaian tarif, strategi baru dengan memanfaatkan teknologi juga dikenalkan kepada publik. Di mana Kantor Pos Surakarta mengenalkan dua aplikasi baru yaitu aplikasi Pos Giro Mobile dan layanan aplikasi Cash on Delivery Customer to Customer Pos (COD C2C Pos).
Munthoha menjelaskan, aplikasi Pos Giro Mobile merupakan dompet digital yang nantinya bisa digunakan untuk membayar listrik, angsuran kendaraaan, dan lainnya.
Sedangkan layanan COD C2C Pos, kata dia, merupakan layanan untuk transaksi jual beli barang di luar marketplace yang sudah ada, atau transaksi customer to customer. Yakni penjualan barang yang dilakukan melalui media sosial.
“PT Pos Indonesia ingin memberikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ketika masyarakat butuh layanan lengkap, PT Pos satu-satunya perusahaan kurir yang menyediakan layanan jasa pembayaran,” kata Munthoha. []
Baca juga: Pengusaha Katering Ini Siap Dampingi Gibran di Solo