Jumlah dividen tunai yang dibagikan PTBA merupakan 90 persen dari total laba bersih 2019 sebesar Rp 4,1 triliun
Jakarta - Para pemegang saham PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA menyetujui untuk pembagian dividen sebesar Rp 3,65 triliun. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2019, pekan lalu.
Jumlah dividen tunai yang dibagikan emiten anggota holding BUMN pertambangan ini merupakan 90 persen dari total laba bersih perusahaan tahun 2019 sebesar Rp 4,1 triliun.
Baca Juga: Harga Saham PTBA Turun ke Rp 2.000, Bagaimana Prospeknya
Dividen yang dibagikan ini setara dengan sebesar Rp 316,8 per saham dengan total imbal hasil mencapai 13,5 persen. Sedangkan sisanya sebesar 10 persen atau setara dengan Rp 405,68 miliar akan dicatat sebagai saldo laba.
Jadwal pembagian dividen PTBA
Perseroan telah melayangkan surat kepada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tertanggal 12 Juni 2020 mengenai jawal pembagian dividen tunai. Jadwalnya sebagai berikut:
1. Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi pada 18 Juni 2020;
2. Tanggal Ex Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi pada 19 Juni 2020;
3. Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai pada 22 Juni 2020;
4. Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai pada 23 Juni 2020;
5. Tanggal Pencatatan (Recording Date) pada 22 Juni 2020;
6. Tanggal Pembayaran Dividen Tunai pada 10 Juli 2020;
7. Tanggal Penyerahan Bukti Rekam SKD/DGT pada 25 Juni 2020
Sebelumnya pada tahun lalu, PTBA membagikan dividen tunai kepada pemegang saham senilai Rp 339,63 per saham dari laba bersih perusahaan sepanjang 2018.
Jumlah total dividen yang dibagikan perusahaan mencapai Rp 3,76 triliun atau dengan rasio sebesar 75% dari total laba bersih 2018 yang sebesar Rp 5,02 triliun. Sisa 25% dari laba bersih akan digunakan untuk cadangan umum.
Penjualan PTBA 2019 (diolah oleh Yossy Girsang)
Kinerja PTBA 2019
Di tengah tren melemahnya harga batu bara, PTBA mampu mencatatkan laba atas kinerja tahun sebesar Rp 4,1 Triliun dengan EBITDA sebesar Rp 6,4 Triliun. Perseroan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan dari Rp 21,2 triliun menjadi Rp 21,8 triliun atau sebesar 3% dari tahun sebelumnya.
Pendapatan ini terdiri dari pendapatan penjualan batubara domestik sebesar 57%, penjualan batu bara ekspor sebesar 41%, dan aktivitas lainnya sebesar 2% yang meliputi penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa. Pencapaian laba dan pendapatan ini didukung oleh kinerja operasional perusahaan yang mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2019, produksi batubara perseroan mengalami kenaikan 10,2% dari tahun sebelumya atau naik menjadi 29,1 juta ton.
Kapasitas angkutan batubara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7,0% dari tahun 2018. Kenaikan produksi dan angkutan batu bara ini mendorong pula kenaikan penjualan batubara.
Sepanjang 2019, PTBA berhasil menjual batubara sebesar 27,8 juta ton atau naik 13% dari tahun sebelumya. Kenaikan volume penjualan ini karena adanya ekspansi ke pasar-pasar potensial seperti Jepang, Hong Kong, Vietnam, Taiwan, dan Filipina serta keberhasilan dalam menambah pasar-pasar potensial baru seperti Australia, Thailand, Myanmar, dan Kamboja. Tak hanya mendorong penjualan ekspor ke negara-negara Asia, perseroan juga menerapkan penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market.
Target PTBA 2020
PTBA merencanakan produksi batu bara sebesar 30,3 juta ton untuk tahun 2020 atau naik 4% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 29,1 juta ton. Selain itu, target angkutan pada 2020 menjadi 27,5 juta ton atau meningkat 13% dari realisasi angkutan kereta api pada tahun 2019 sebesar 24,2 juta ton.
Sedangkan untuk volume penjualan batu bara tahun 2020, perseroan menargetkan untuk meningkatkannya menjadi 29,9 juta ton yang terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 21,6 jura ton dan penjualan batu bara ekspor sebesar 8,3 juta ton atau secara total sebesar 29,9 juta ton, meningkat 8% dari realisasi penjualan batu bara pada tahun 2019 sebesar 24,7 juta ton.

Hilirisasi batubara
Sebagai upaya pengembangan usaha hilirisasi/pengolahan batubara, PTBA bersama dengan para mitra strategis (potential offtaker, potential investor, dan pemilik teknologi gasifikasi batu bara), telah menandatangani dokumen-dokumen perjanjian kerjasama pada tahun 2019.
Baca Juga: Corona Tak Ganggu Pembangunan Batu Bara PTBA di AS
Pada 2020 dilanjutkan dengan tahap rancangan enjiniring lebih detil untuk persiapan pembangunan pabrik coal to chemicals setelah seluruh persyaratan prakonstruksi sudah dipenuhi. Pabrik ini ditargetkan mulai berproduksi komersial pada tahun 2025 dengan konsumsi batu bara sekitar 6 juta ton per tahun selama minimal 20 tahun. []