Pematangsiantar - Banjir yang melanda di Jalan Tambun Barat, Kelurahan Tanjung Tongah, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara pada Sabtu, 11 Juli 2020 lalu, mengakibatkan 58 rumah warga rusak. Selain itu, puluhan kambing kurban menjelang Idul Adha 2020 ikut terseret derasnya banjir.
Sabari, seorang warga mengaku kehilangan 24 ekor kambing miliknya saat banjir menerjang kediamannya. Pria 41 tahun itu, mengatakan sudah memulai usaha jual beli kambing khusus untuk kurban selama tiga tahun.
"Tiap tahunnya di kampung ini saya memang sediakan kambing pilihan untuk hari raya kurban. Saya ada yang beli, pelihara sendiri dari mulai ukuran kambing sejak kecil. Semua kambing saya jumlahnya 24 yang terseret air," kata dia, saat ditemui di kediamannya Jalan Tambun Barat, Pematangsiantar, Selasa, 14 Juli 2020.
Dikatakannya, kandang kambing miliknya berada di belakang rumahnya tepat di bantaran sungai. Dua sungai mengalir di sana, yakni Bah Sosopan dan Bah Kaitan. "Pas di dekat kandang, aliran dua sungai itu menyatu, makanya banjir kemarin ya airnya ke belakang rumahku langsung naik," ucapnya.
Kambing kurban yang terseret air, sebutnya, dengan bobot 25-29 kilogram. "Harganya biasanya dijual dari mulai Rp 1,8 jutaan per ekor, Bang. Karena banjir ini habis semua, kandang juga rusak semua, habis. Tak ada yang tersisa," imbuh Sabari.
Bapak tiga anak itu mengaku, ada enam orang yang sudah memberi uang muka atau memanjar kambing yang ia pelihara. "Ada enam orang yang udah panjar, Rp 2,2 jutaan sampai Rp 2,5 jutaan. Beberapa dari mereka ada yang agak komplain dan saat ini saya jawab belum bisa saya mengganti uang mereka. Saya masih dalam keadaan musibah," kata dia.
Pasca banjir warga Tanjung Pinggir, Pematangsiantar menjemur barang-barang mereka, Selasa, 14 Juli 2020. (Foto: Tagar/Jonatan Nainggolan).
Atas peristiwa itu, Sabari pun ikhlas dan tetap bersyukur karena selamat dalam banjir hebat tersebut. "Keselamatan nyawa ini yang paling utama, bersyukur tidak ada kenapa-kenapa sama keluarga. Apalagi mau dibilang, namanya ini bencana alam," tuturnya.
Ada tiga rumah yang terparah milik warga, bagian depan dan belakang rumah jebol
Tak sampai pada hewan peliharaannya, Sabari juga mengaku banjir juga menghantam usaha kelontong sang istri. "Kami juga jualan di rumah, beras ukuran 10 kilogram baru saja masuk dari distributor habis dibawa air semua. Mi-mi instan, jualan yang lain, serta uang juga habis terbawa air," paparnya.
Sugianto, 48 tahun, warga lain menyebut kehilangan enam ekor kambing dan puluhan ayam yang ia pelihara. "Tak ada yang selamat, kandang kambing dan ayamnya juga habis rusak," ucapnya.
Ia mengalami kerugian mencapai puluhan juta dengan hilangnya ayam dan kambingnya yang hanyut terbawa derasnya banjir. "Kami tetap sabar aja, namanya juga hidup, kami tidak tau kapan datang bencana alam," tukas bapak dua anak itu.
Lurah Tanjung Tongah Henri Gunawan Purba, mengatakan pihaknya saat ini masih terus bekerja membersihkan sisa puing banjir di permukiman warga. Lumpur, batang-batang pohon, dan menyelamatkan berkas-berkas penting di sana.
"Bantuan pangan sudah tersalur sejak Minggu sampai Kamis. Ada tiga rumah yang terparah milik warga, bagian depan dan belakang rumah jebol," ucap Henri.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Kota Pematangsiantar, Sabtu, 11 Juli 2020, menyebabkan beberapa titik mengalami kebanjiran. Di antaranya Jalan Siantar-Medan, Jalan Sibatu-batu, Kecamatan Siantar Sitalasari, serta paling parah di kawasan Jalan Tuan Rondahaim, Tanjung Pinggir-Kelurahan Tanjung Tongah, Kecamatan Siantar Martoba.
Dengan menggunakan perahu karet, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berhasil mengevakuasi enam orang yang terjebak banjir. Di lokasi terparah terdata sedikitnya puluhan rumah warga terendam banjir.
Di lokasi terparah itu juga, petugas menemukan seorang pengendara yang melintas terseret derasnya arus air. Korban adalah Martin Purba, 47 tahun, warga Jalan Rakuta Sembiring, Kelurahan Pondok Sayur, Kecamatan Siantar Martoba, Pematangsiantar.[]