Gorontalo - Puluhan warga dari Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat, Gorontalo, Provinsi Gorontalo, dikabarkan terpapar antraks. Warga ini terjangkit antraks setelah mengonsumsi daging sapi yang mengandung bakteri bacillus anthracis.
Sampai saat ini, sudah ada 22 orang yang tercatat terinfeksi antraks.
Kepala Puskesmas Limboto Barat, Fatmawati Palilati mengatakan, penyelidikan epidomologi yang dilakukan petugas berhasil menemukan sejumlah warga yang mengidap gejala penyakit mengarah pada antraks.
"Kami dapat informasi ini sejak akhir Mei 2020, bahwa ada sejumlah warga yang mempunyai gejala klinis antraks. Sehingga kami selidiki dan ternyata memang ada. Sampai saat ini, sudah ada 22 orang yang tercatat terinfeksi antraks," kata Fatmawati saat dikonfirmasi, Minggu 14 Juni 2020.
Dinas kesehatan Gorontalo mulai melakukan penyelidikan sejak awal Juni 2020. Petugas dari Dinas Kesehatan memeriksa 24 orang dan hasilnya terdapat 11 warga yang memiliki gejala penyakit antraks.
Kemudian, pemeriksaan lanjutan atau tracking pada Selasa, 9 Juni 2020 lalu. Hasilnya kembali petugas menemukan ada 11 warga terpapar penyakit ini. Saat dilakukan pemeriksaan, ternyata penyakit atau luka mereka ini sudah mulai mengering.
"Ada beberapa warga lukanya sudah mulai mengering," tambahnya.
Fatmawati menjelaskan, untuk 22 warga yang terinfeksi penyakit antraks, karena mereka sebelumnya telah memakan daging sapi yang mengandung bakteri bacillus anthracis. Penyakit ini, rata-rata menyerang atau membuat luka pada perut, tangan, hingga wajah. Namun antraks ini, merupakan antraks ringan atau antraks kulit.
Petugas kesehatan dari Puskesmas telah melakukan langkah untuk pemberian obat antibiotik kepada para warga yang terinfeksi antraks kulit.
"Warga itu terus dikontrol secara rutin terkait perkembangan kondisi lukanya pasca diberikan obat antibiotik. Semoga semuanya cepat pulih dan tak ada lagi kejadian seperti ini," ucap dia. []