Subang - Wakil Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Nugroho Christijanto meninjau langsung pilot project corporate farming seluas 1.000 hektare yang dikembangkan BUMN klaster pangan dan pupuk di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Kamis, 10 September 2020.
Kunjungan ini diterima langsung Direktur Utama PT Pupuk Kujang Maryadi dan perwakilan perusahaan yang terlibat dalam sinergi BUMN ini.
Pengembangan corporate farming yang melibatkan empat BUMN, yaitu PT Pupuk Kujang sebagai anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero) bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut dan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dari hulu (produksi) hingga hilir (pemasaran).
Nugroho mengatakan, pembahasan tentang corporate farming sudah ada sejak lama. Dengan berbagai nama, di antaranya PT Petrokimia Gresik juga pernah mengembangkan project agribisnis yang mirip.
Corporate farming gencar dikampanyekan Profesor Bungaran Saragih sewaktu menjadi Menteri Pertanian.
Namun pengaplikasian dengan sinergi berbagai BUMN baru pertama kali dilakukan di Sukamandi, Jawa Barat, di lahan PT Sang Hyang Seri.
Kami berharap pengembangan corporate farming sinergi BUMN ini dapat mewujudkan suatu usaha pertanian yang mandiri
“Pengembangan pilot project ini akan menjadi salah satu concern untuk Pupuk Indonesia khususnya sebagai agrisolution untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” jelas pria yang karib disapa Nugi ini.
Nugi juga menambahkan, dengan adanya pendampingan serta dukungan BUMN klaster pangan dan pupuk dalam program ini, tingkat produktivitas di lahan tersebut mencapai target peningkatan sekitar 40 persen dari yang semula 6 ton per hektare menjadi 8,5 ton per hektare.

Sehingga dari luas 1.000 hektare dapat diperoleh 8.500 ton gabah kering panen (GKP).
Dalam skema bisnis corporate farming tersebut, Direktur Utama PT Pupuk Kujang Maryadi juga mengatakan, BUMN yang terlibat harus secara optimal menjalankan peranannya sesuai dengan core business masing-masing.
Pupuk Kujang berperan dalam pemupukan berimbang, Sang Hyang Seri berperan sebagai penyedia lahan dan pemilihan benih, Pertani berperan dalam pengolahan benih dan penyerapan gabah serta proses pendistribusian dan pemasaran produk dilakukan oleh RNI.
“Kami berharap pengembangan corporate farming sinergi BUMN ini dapat mewujudkan suatu usaha pertanian yang mandiri, berdaya saing, dan berkesinambungan melalui pengelolaan lahan secara korporasi,” ujar Maryadi.
Dalam kesempatan yang sama, Wignyo selaku Komisaris SHS berharap, pilot project corporate farming ini bisa dirasakan manfaatnya oleh petani pada umumnya.
Petani bisa belajar mengenal pertanian modern dan memperlakukan lahan mereka dengan baik melalui pola cocok tanam yang benar sehingga memberikan hasil optimal.
"Corporate farming ini diharapkan bukan saja memberi manfaat bagi korporasi yang mengerjakannya. Tetapi hendaknya bisa dijadikan rujukan pengolahan lahan yang benar, pola budi daya yang benar, dan proses pasca produksi yang benar. Sehingga petani lain bisa menduplikasi dalam skala lebih kecil. Tim corporate farming ini sudah harus mempersiapkan metode baku dan memberikan bantuan teknis kepada petani lainnya," tukas Wignyo.[]