Yogyakarta - Masjid Jogokariyan pada Ramadan 1441 H kembali menyediakan takjil buka puasa sebanyaK 3.000 porsi. Dalam situasi pandemi virus Corona, takmir masjid tetap melayani salat Tarawih jika ada warga menginginkannya.
Namun, takmir memberlakukan protokol ketat bagi jamaah seperti memakai masker dan selalu menjaga jarak antar jamaah. "Salat Tarawih itu kita melayani, bukan menyelenggarakan. Kalau ada jamaah salat Isya di sini dan mereka menunggu untuk salat tarawih ya kita menyiapkan imam kemudian mengerjakan salatnya dengan surat yang sangat pendek," kata Ketua Umum Takmir Jogokariyan Agus Abadi saat ditemui wartawan Sabtu, 25 April 2020.
Kementerian Agama (kemenag) mengimbau takmir masjid agar salat Tarawih digelar di rumah masing-masing. Mengapa takmir Masjid Jogokariyan tetap melayani salat Tarawih?
Agus Abadi mengatakan agar supaya memberi ruang kepada masyarakat yang ingin beribadah di masjid. Jamaah yang datang tentu dengan kondisi kesehatan yang baik. Tidak boleh sakit dan selalu menjaga jarak tidak boleh berkerumun.
Di masjid pun kita menjaga betul jarak salat satu meter, bagi yang batuk, bersin harus pulang.
"Kita punya pemikiran kalau orang di rumah terus bisa stres. Masjid ini kita buka selebar-lebarnya bagi masyarakat. Di masjid pun kita menjaga betul jarak salat satu meter, bagi yang batuk, bersin harus pulang," ucapnya.
Agus mengatakan, masjid yang terletak di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta setiap malam usai salat Tarawih dilakukan penyemprotan cairan disinfektan. Begitun sarung atau mukena yang dipakai jamaah, setelah digunakan langsung dicuci.
Sediakan 3.000 Takjil Tiap Hari
Menurut Agus, kegiatan bulan puasa tahun ini dengan sebelumnya, tentu sangat berbeda. Banyak kegiatan yang ditiadakan demi kebaikan bersama. Di antaranya pengajian menjelang buka puasa, kultum tarawih, dan tarawih ala Madinah ditiadakan termasuk pasar sore yang menjajakan makanan buka puasa.

Namun terkait porsi takjil di masjid Jogokariyan tidak mengalami pengurangan. "Puasa kemarin Jojokariyan sediakan 3 ribu takjil makanan berat dan kurma, begitupun puasa kali ini masih sama. Hanya saja yang membedakan sekarang pakai box supaya bisa dibawa pulang," ucapnya.
Agus menambahkan, pembagian takjil kali ini lebih fleksibel. "Fleksibel. Bisa dimakan di masjid tapi tidak boleh berkerumun dengan jarak satu meter. Lebih baik di bawa pulang dan makan di rumah. Karena banyak yang tidak memilih salat di masjid, meskipun pengurus," ujarnya.
Para jemaah yang ingin berbuka puasa dan salat Tarawih di masjid Jogokariyan, akan ada petugas yang menjaga pintu. Sebelum masuk, jamaah dites suhu tubuhnya lalu masuk ke ruang semprot berisi cairan herbal dari air sirih yang dimasak dengan jeruk nipis. "Kalau sudah dicek suhu tubuhnya jamaah bisa masuk dan diarahkan untuk mencuci tangan," kata dia. []
Baca Juga: