Jakarta - Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menanggapi seruan boikot produk-produk Prancis. Menurut dia publik termasuk para pemimpin dunia harus melihat isi pesan yang disampaikan dibalik seruan pemboikotan tersebut.
"Yang menjadi concern itu bukan boikotnya tapi message bahwa bagi pemimpin dunia, siapa pun tidak hanya Presiden Macron ini harus menciptakan kedamaian dunia, apalagi ini terkait dengan isu-isu HAM yang sangat fundamental misalnya tentang agama, tentang keyakinan, ini kan hak private," kata Enny saat diwawancara Tagar TV.
Pernyataan sikap boikot itu hanya salah satu dari perlakuan diskriminasi terhadap kaum muslim yang harus dihentikan.
Enny menjelaskan dalam hak asasi manusia (HAM), aspek Ketuhanan atau keyakinan sesorang menjadi yang paling tinggi. Untuk itu, diharapkan ke depan tidak ada lagi kejadian atau kasus yang berujung dengan pemboikotan.
"Jadi menurut saya seruan boikot itu yang paling utama adalah bagaimana message ini sampai kepada pemimpin dunia mana pun termasuk Presiden Macron. Kecenderungan di Eropa misalnya dan negara-negara barat, Islam phobia masih terus menjadi isu, sering menjadi komoditas politik termasuk juga tuduhan terhadap Islam teroris, sebenarnya poin ini yang diaspirasikan oleh umat muslim," ucapnya.

Untuk itu, kata Enny, publik diharapkan menilai seruan pemboikotan tersebut dari berbagai sisi. "Pernyataan sikap boikot itu hanya salah satu dari perlakuan diskriminasi terhadap kaum muslim yang harus dihentikan," ujarnya.
Meski tidak berdampak besar, menurut Enny, seruan pemboikotan tersebut bisa mempengaruhi kegiatan ekspor Prancis ke Indonesia. Ini lantaran produk-produk Prancis yang diekspor ke Indonesia bukan kebutuhan pokok melainkan alternatif atau dalam bahasa ekonomi substitusi.
"Barang-barang subtitusi cukup banyak, dan kalaupun tidak mau menggunakan, tidak punya dampak apa pun buat konsumen, maka ini akan berpotensi merugikan kepentingan ekonomi dagang atau ekspor Prancis ke Indonesia," tutur Enny.
Enny menambahkan, jika dipatuhi atau diikuti sebagian besar muslim Tanah Air, bisa mempengaruhi kepentingan ekspor Prancis. Ini bisa terjadi meski impor Indonesia dari Prancis bukan kebutuhan pokok.
"Tapi ini juga bisa membuat Prancis kerepotan karena Indonesia termasuk negara yang penetrasi konsumennya cukup besar," ucapnya. []
- Baca Juga: Boikot Bisa Berdampak pada Ekspor Prancis ke Indonesia
- Seruan Boikot Sulit Perbaiki Defisit Perdagangan Prancis-RI