Surabaya - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur akan melakukan Rapid Test atau tes cepat Covid-19 setelah mendapatkan bantuan 10 ribu alat dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Nantinya, dalam tes cepat tersebut, Khofifah akan memprioritaskan dokter dan perawat, pasien dalam pengawasan (PDP), dan keluarganya.
Khofifah Indar Parawansa mengaku alat tes cepat Covid-19 ini merupakan sumbangan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Surabaya. Sementara alat tes cepat hasil pengadaan pemerintah pusat, belum diketahui kapan terdistribusikan.
“Insyallah besok ada menyumbangkan Rapid Test jumlahnya lumayan besar, 10 ribu dari Tzu Chi Buddha,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Grahadi Surabaya, Rabu, 25 Maret 2020.
Rapid test sumbangan dari Tzu Chi Buddha akan diprioritaskan untuk para dokter, perawat, PDP, dan keluarganya. Hal ini untuk memastikan bahwa orang terdekat yang menangani pasien positif bisa terdeteksi kondisi badannya.
Sementara tes cepat untuk masyarakat, masih menunggu distribusi alat Rapid Test dari Pemerintah Pusat.
“Mereka akan terlacak untuk dipastikan dengan Rapid Test. Maka yang diprioritaskan mereka yang memiliki kontak dekat,” katanya.
Sementara perkembangan pandemi Covid-19 di Jawa Timur hingga pukul 17.00 Wib, untuk data pasien positif tidak ada tambahan yakni tetap 51 pasien. jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 2542 orang, 190 PDP dan 51 positif Covid-19.
“Jadi, total tetap 51 orang yang positif Covid-19 di Jatim. Tidak ada tambahan untuk yang positif di Jatim hari ini,” katanya
Gubernur lantas merinci yang positif 51 orang di Jatim itu terdiri dari 31 dari Surabaya, 6 dari Malang, 8 dari Magetan, 5 dari Sidoarjo dan 1 Kabupaten Blitar.
Sementara Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Jatim Dr Joni Wahyunandi mengatakan 10 ribu alat Rapid Test Covid-19 akan tiba di Surabaya, malam ini. Selanjutnya, esok hari langsung dibagikan ke Dinas Sosial kabupaten/kota dan rumah sakit rujukan di Jatim.
Mengingat jumlahnya terbatas, kata Joni, maka pihaknya akan mengevaluasi rumah sakit banyak merawat PDP, dan tim medis yang banyak kontak langsung dengan pasien.
"Kita evaluasi rumah sakit yang banyak merawat pasien PDP-nya banyak akan kita beri banyak. Dan perawat yang banyak kontak langsung dengan pasien kita beri banyak," ujar Jon.
Tak hanya itu saja, Rapid Test juga akan di distribusikan ke rumah sakit yang mengembangkan ruang isolasi, dan ruang Orang Dengan Resiko (ODR) tinggi. Nantinya rumah sakit ini akan diberi lebih banyak.
"10 ribu (alat rapid test) ini memang kurang. Distribusi, kalau kurang kita distribusi lagi," ujarnya.
187 kasus Covid-19 di Malang, 48 Tenaga Medis ODP
Kepala Bagian Humas Pemkot Malang Muhamad Nur Widianto dalam keterangan resminya mengakui kasusnya Covid-19 ini memang terus mengalami peningkatan. Dari data sebelumnya 78 ODP menjadi 119 ODP dengan 63 orang masyarakat umum dan 48 adalah tenaga kesehatan.
Sedangkan PDP sebanyak 10 orang dan dua orang dinyatakan sudah sembuh dan dipulangkan.
”Untuk Kota Malang sendiri. Kasus Covid-19 ini tersebar. Dan perawatannya (untuk PDP) di beberapa rumah sakit rujukan seperti di RSSA Malang, RST Soepraoen, RKZ Sawahan serta RS Lavalette,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Satgas Covid-19 Kabupaten Malang Bambang istiawan menyebutkan bahwa data sesuai di web yang beralamat http://satgascovid19.malangkab.go.id/ppid/ menyebutkan ada 29 kasus. Sebanyak 17 ODP, 6 PDP (5 dirawat, 1 sembuh dan dipulangkan) serta 4 confirm Covid-19.
”Untuk di Kabupaten Malang, ya sesuai apa yang sudah di web itu saja. Bisa dilihat disana,” terangnya.
Sedangkan di Kota Batu sendiri diketahui yang tercatat hanya 54 ODP dan nihil kasus untuk PDP serta confirm Covid-19 per Rabu 25 Maret 2020 pukul 2020 saat diakses melalui situs https://infocovid19.jatimprov.go.id/ pukul 17.00 WIB.
Meski begitu, dengan adanya peningkatan terus menerus membuat Malang Raya menjadi salah satu Zona Merah penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Jawa Timur. Bersamaan dengan Surabaya yang hingga kini kasusnya juga melonjak dengan 31 Confirm, 8 PDP dan 182 ODP. []