Banda Aceh - Ratusan mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala menggelar aksi demontrasi di Banda Aceh, Provinsi Aceh, pada Selasa, 24 September 2019. Dalam aksi itu, mahasiswa mengecam Rancangan Undang-Undang (RUU) Pertanahan yang bakal disahkan oleh DPR.
Pantauan Tagar dari lokasi, mahasiswa mulai melancarkan aksi di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh sekitar pukul 10.00 WIB. Di sana, mereka ikut membentangkan spanduk berupa penolakan dan tuntutan kepada pemerintah.
Selain itu, para peserta aksi juga ikut membawa orang-orangan sawah. Lalu, mereka berorasi secara bergantian.
Dinas Pertanahan yang mengeluarkan legitimasi dan ada juga pihak BPN yang mengeluarkan legitimasi dan disaat itulah terjadilah kerancuan.
40 menit menggelar aksi di sana, kemudian mahasiswa bergerak ke gedung DPR Aceh. Diiringi yel-yel, mahasiswa berjalan long march menuju gedung parlemen.
Setiba di Gedung DPR Aceh, para mahasiswa kembali menggelar aksi serupa dengan cara berorasi secara bergantian.
Ratusan mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala menggelar aksi demontrasi di Banda Aceh, Aceh, Selasa 24 September 2019. Mereka mengecam RUU Pertanahan. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil).
Koordinator Aksi, Siddiq Mubaraq mengatakan bahwa pihaknya menolak RUU Pertanahan karena dinilai tidak memihak kepada rakyat, hanya menguntungkan perusahaan.
"RUU itu menguntungkan pihak perusahaan dibandingkan dengan petani kecil, kemudian kita menuntut kejelasan HGU di Aceh ini, di mana sesuai catatan Walhi ada sekitar 370.000 hektare lahan yang akan habis," kata Siddiq.
Dalam aksi tersebut, mereka juga mempertanyakan adanya dua instansi pertanahan di Aceh, yakni Badan Pertanahan Nasional (BPN) Aceh dan Dinas Pertanahan Aceh. Oleh karena itu, mahasiswa meminta kejelasan dugaan dua instansi yang ganda.
"Kami menuntut pemerintah untuk meminta kejelasan apakah kami tak memakai BPN atau Dinas Pertanahan Aceh, karena nanti ada Dinas Pertanahan yang mengeluarkan legitimasi dan ada juga pihak BPN yang mengeluarkan legitimasi dan disaat itulah terjadilah kerancuan terhadap pemerintah," kata dia. []
Berita terkait