Jakarta - Lebih dari 300 perusahaan China termasuk Meituan Dianping, perusahaan pengiriman makanan terbesar di negara itu dan produsen ponsel pintar Xiamo Corp sedang mencari pinjaman ke lembaga keuangan perbankan. Total pinjaman untuk mengantisipasi dampak virus corona baru diperkirakan mencapai 54,4 miliar atau 8,2 miliar dolar AS (Rp 112,2 triliun), menurut sumber. Kata sumber itu, ada dua bank diperkirakan memberikan kucuran kredit untuk ratusan perusahaan tersebut.
Seperti diberitakan dari Japan News, Selasa, 11 Februari 2020, menurut sumber itu, perusahaan-perusahaan yang mencari pinjaman kemungkinan akan mendapatkan persetujuan jalur cepat dan tingkat preferensi. Sumber itu mengaku telah menerima salinan dua daftar nama-nama perusahaan yang dikirimkan ke bank-bank di Beijing oleh biro keuangan pemerintah kota.
Kedua data tersebut juga memuat besaran pinjaman yang diminta oleh perusahaan-perusahaan tersebut yang meliputi perusahaan farmasi dan restoran. Biro keuangan tersebut sebelumnya mempersilakan perusahaan yang kesulitan keuangan akibat dampak virus untuk mencari bantuan.
"Bank tentu punya persyaratan dan keputusan akhir sebelum memberikan pinjaman," kata sumber itu. Menurutnya, suku bunga cenderung setara dengan yang ditawarkan kepada klien utama bank. Namun tidak ada data resmi sejauh ini yang menunjukkan berapa total pinjaman yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan itu untuk mengatasi dampak wabah virus corona baru.

Menuru daftar yang ditunjukkan sumber itu, Xiaomi sedang mencari pinjaman senilai 5 miliar yuan untuk memproduksi dan menjual peralatan medis termasuk masker dan termometer untuk wabah virus corona. Perusahaan Meituan Dianping mencari pinjaman 4 miliar yuan untuk membantu pemberian makanan gratis dan pengiriman staf medis di Wuhan yang merupakan pusat penyebaran virus. Sementara perusahaan Didi Chuxing yang sangat terkena dampak virus mencari pinjaman 50 juta yuan.
Perusahaan keamanan internet yang berbasis di Beijing, Qihoo 360 mencari pinjaman 1 miliar yuan untuk membeli produk-produk terkait medis dan membiayai pekerjaan pada aplikasi untuk melacak virus. Perusahaan rintisan atau startup pengenalan wajah, Megvii mencari 100 juta yuan untuk mengembangkan teknologi baru termasuk cara untuk meningkatkan akurasi pengidentifikasian wajah di tempat keramaian.
China tengah berjung untuk mengatasi epidei virus corona baru yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang itu. Pemerintah telah mengkarantina beberapa kota, menunda perjalanan angkutan umum, dan menutup fasilitas umum untuk menekan penyebaran virus.
Dampak virus corona baru berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Negeri Tirai Bambu itu. Menurut ekonom senior, pertumbuhan ekonomi di China akan melambat menjadi 5 persen atau bisa jadi di bawah 5 persen pada triwulan pertama 2020. Perpanjangan penutupan pabrik akan memperlambat produksi dan membebani rantai pasokan global. []