Rekam Jejak Kebakaran Hutan dan Lahan di Ibu Kota Baru

Faktor kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Timur masih tinggi, terbukti dalam angka yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Asap membubung tinggi dari lahan yang terbakar di Desa Soak Batok, Indralaya Utara, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu, 24 Agustus 2019. Berdasarkan pantauan satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terdapat 820 titik api yang terdeteksi di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia. (Foto: Antara/Nova Wahyudi)

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan alasannya perihal memindahkan Ibu Kota dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan yang dia nilai faktor keamanan di wilayah tersebut relatif aman dari berbagai ancaman potensi bencana, seperti gempa bumi, tsunami, hingga kebakaran hutan dan lahan. 

“Ada pertanyaan, ‘kenapa di Kalimantan Timur?’. Satu, risiko bencana minimal, baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi, dan tanah longsor,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.

Namun, menurut Kata Data yang belum lama ini dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak tahun 2015, terdapat 331 kejadian bencana di Kalimantan Timur (Kaltim). 

Bencana tersebut paling tinggi meliputi kebakaran hutan dan lahan sebanyak 152 kejadian, gelombang pasang atau abrasi sebanyak 3 kejadian, banjir sebanyak 93 kejadian, tanah longsor sebanyak 59 kejadian, dan puting beliung sebanyak 24 kejadian.

Sepanjang enam bulan pertama tahun 2019 terjadi di 28 provinsi dengan total 135.749 hektar. Dari jumlah ini, Kalimantan menyumbang asap kebakaran hutan sebesar 12,4 persen atau sebesar 16.892 hektar. 

Tahun ini, di sana, telah terjadi 11 kejadian bencana, sembilan di antaranya merupakan kebakaran lahan dan hutan, satu kejadian gelombang pasang atau abrasi, dan satu kejadian banjir.

Bencana Kalimantan TimurBencana yang pernah terjadi di Kalimantan Timur (foto: databoks.katadata.co.id/BNPB).

Berdasarkan wilayahnya, di Kabupaten Paser tercatat dua kejadian bencana, Kabupaten Kutai Barat satu kejadian, Kabupaten Penajam Paser Utara dua kejadian, dan Kota Bontang sebanyak enam kejadian.

Luas kebakaran tertinggi terjadi di Kalimantan Selatan dengan luasan 4.670 hektar. Melanjutkan catatan Tempo, lahan terbakar di Kaltim berada di urutan kedua tertinggi dengan luas hutan mencapai 4.430 hektar.

Ada pertanyaan, ‘kenapa di Kalimantan Timur?’. Satu, risiko bencana minimal, baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi, dan tanah longsor.

Bencana di Kaltim paling tinggi terjadi pada tahun 2016, yaitu sebanyak 189 bencana terjadi dengan kebakaran hutan dan lahan mendominasi sebanyak 129 kejadian. 

Dalam konferensi pers yang sama di Istana Negara, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyatakan setengah dari luas lahan yang akan digunakan sebagai ibu kota baru di Kalimantan Timur berupa ruang terbuka hijau. 

"Dari 180.000 hektare itu, separuhnya nanti ruang terbuka hijau, termasuk hutan lindung. Jadi, hutan lindung tidak akan diganggu. Bahkan, di tempat yang disebut tadi, sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, ada hutan konservasi di Bukit Soeharto," ujar Bambang. []

Baca juga: Rekam Jejak Tsunami di Ibu Kota Baru

Berita terkait
Target Pindah Ibu Kota di Kalimantan Timur pada 2024
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menegaskan siap membangun konstruksi infrastruktur untuk ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Amel Carla Khawatir Kalimantan Timur Jadi Ibu Kota
Pesinetron Amel Carla menyimpan kekhawatiran saat mendengar keputusan Presiden Jokowi yang akan memindahkan Ibu Kota Indonesia.
Luhut: Tak Ada Lahan Prabowo di Ibu Kota Baru
Luhut Panjaitan mengatakan tidak ada lahan milik Prabowo Subianto dan adiknya Hashim Djojohadikusumo yang dijadikan lahan Ibu Kota baru di Kaltim
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.