Jakarta - Sejumlah tokoh relawan Jokowi meminta Presiden lebih memilih dan mempercayai pendukung setianya yang selama ini telah berkontribusi lebih, berkualitas, dan berkeringat untuk masuk dalam barisan kabinet jilid keduanya dibanding mengakomodir kelompok yang selama ini jelas berseberangan.
Menurut relawan, hal ini perlu menjadi perhatian mengingat pengalaman Jokowi-Kalla dalam kabinet sebelumnya, beberapa diberhentikan karena kurang profesional, tidak loyal, kemudian beroposisi dan berseberangan dengan Presiden.
Hal ini disampaikan beberapa tokoh relawan pendukung Jokowi di antaranya Yayong Wahyono, Joanes Joko, Reinhard Taki, Imanuela Ebenezer, Marthin Siregar, Bayu Tami, Sami Amelia, Ismarilda, Laode Kamaludin, dan Ivan Roy Hutapea, menyikapi pemanggilan sejumlah figur yang diperkirakan bakal menjadi calon menteri untuk Kabinet Kerja Jilid II, Senin, 21 Oktober 2019 di Istana Negara, Jakarta.
Meski demikian para relawan mengatakan apapun pilihan presiden akan dihormati karena penunjukan menteri merupakan hak prerogratif presiden. Relawan hanya memberi masukan sebaiknya figur-figur yang nanti mengisi posisi menteri seharusnya mempunyai sikap profesional, loyal, dan mempunyai integritas.

“Menyikapi perkembangan situasi nasional tentang menteri-menteri baru kabinet jilid II Jokowi-Amin, kami dari tokoh-tokoh Relawan Jokowi menyatakan sikap mendukung penuh hak prerogatif presiden atas proses penunjukan menteri baru jilid ke 2 di kabinet,” sebut pernyataan para tokoh relawan dalam keterangan tertulisnya, Senin, 21 Oktober 2019, di Jakarta.
“Sepanjang hari Senin ini, yang kami monitor terhadap nama-nama menteri, belum terlihat dan menunjukan sosok loyalis profesional yang berkualitas dalam membantu presiden kedepan,” tulis pernyataan relawan tersebut.
Para tokoh relawan pun mengungkapkan bahwa usai pelantikan, Minggu, 20 Oktober 2019, malam, Presiden Jokowi berkesempatan bertemu tokoh-tokoh organ relawan pendukung di Istana Negara.
Dalam kesempatan jamuan makan di Istana negara, Presiden menyatakan akan mengakomodir Partai Gerindra dalam posisi strategis Kementerian Pertahanan untuk bergabung dalam kabinet Jokowi-Amin.
“Atas pernyataan Presiden tersebut, kami masih belum bisa menerima masuknya komunitas oposisi ke dalam kabinet jilid kedua karena akan mengganggu baik psikologi dan juga moral pemilih militan Jokowi. Di mana kita tahu, masih sangat diragukan loyalitas dalam mendukung arahan Presiden dalam menghadapi percepatan program pemerintah ke depan,” kata relawan dalam pernyataan tertulisnya. []