Respons DPRD DIY Soal Marak Lockdown Swadaya Warga

DPRD DIY mengapresiasi warga yang memilih lockdown secara swadaya dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Warga menutup akses masuk kampung (Foto: istimewa)

Yogyakarta - Peran aktif masyarakat dalam membatasi pergerakan warganya guna mencegah penyebaran virus Corona diapresiasi oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Huda Tri Yudiana.

Sejauh ini sejumlah wilayah di Yogyakarta, warganya swadaya melakukan lockdown atau kunci sementara. "Saya sangat menghargai kesadaran masyarakat untuk mengamankan wilayahnya di berbagai tempat," ujar Huda kepada wartawan pada Sabtu, 28 Maret 2020.

Huda menyatakan, pembatasan wilayah yang dilakukan oleh warga karena tidak ingin ada orang dari luar wilayahnya masuk dan membawa virus Covid-19. Sebab, 19 pasien yang telah dinyatakan positif Covid-19 mendapat virus tersebut seusai pulang bepergian ke daerah endemik (imported case). "Mereka masuk ke Yogyakarta dan membawa virus dari daerah luar," katanya.

Pemerintah tidak dapat bertindak sendiri dalam mencegah dan memutus mata rantai Covid-19. Terlebih, pemudik yang datang ke Yogyakarta kebanyakan berasal dari daerah endemik. "Justru partisipasi masyarakat ini yang akan sangat membantu pencegahan penyebaran Covid-19," katanya.

Politikus PKS ini menilai lockdown yang dilakukan warga adalah kearifan lokal masyarakat, bentuk kepedulian, dan penjagaan atas tempat tinggalnya. Selama lockdown dijalankan secara positif, tidak ada aturan yang dilanggar maka diperbolehkan.

Ia membandingkan jika di luar negeri lockdown dilakukan oleh pemerintah. "Di luar negeri aparat penegak hukum pun diterjunkan untuk mengontrol warganya supaya tidak keluar rumah," kata dia.

Justru partisipasi masyarakat ini yang akan sangat membantu pencegahan penyebaran Covid-19.

Huda menambahkan, ia sudah berkeliling ke beberapa titik yang melakukan lockdown. Menurutnya, masyarakat masih bijak dalam memberlakukan lockdown karena tidak menutup semua akses masuk. "Warga masih menyisakan satu akses menuju kampung mereka yang rata-rata dijaga baik-baik," katanya.

lockdown kampungWarga menutup akses masuk kampung (Foto: istimewa)

Sejumlah desa yang melakukan lockdown salah satunya Padudukuhan Besi, Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Pintu masuk gapura di padukuhan ditutup dengan memasang spanduk besar untuk menutup akses jalan. Selain itu gapura juga dipasangi bambu agar kendaraan tak melintas masuk.

Dukuh Besi, Yuliana Irawati mengatakan dari empat pintu akses masuk di daerah tersebut, hanya satu pintu dibuka untuk mendata keluar masuknya warga. Hal itu mendasari warga yang datang dari Jakarta masuk ke kampungnya tidak kecolongan.

"Ada laporan memang sejumlah warga dari Jakarta datang ke sini (Padukuhan Besi). Seperti yang kita ketahui orang dari luar daerah kan berpotensi membawa virus itu," kata Irawati ditemui di Padukuhan setempat pada Sabtu 28 Maret 2020.

Begitu juga di Kabupaten Bantul. Jalan masuk menuju Dusun Jogonalan Lor di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan ditutup sementara. Warga memasang palang menggunakan bambu tepat di tengah gapura masuk dan menuliskan kata Lockdown

Ketua RT 01 Jogonalan Lor, Waljianto mengatakan, lockdown dan penutupan akses jalan masuk kampung dilakukan Jumat malam sekitar pukul 23.00 WIB. Penutupan ini juga dampak dari salah satu warga yang baru saja meninggal tanpa pemberitahuan yang jelas dari pihak rumah sakit. 

"Meninggal tadi malam dan belum jelas hasil diagnosanya, kata pihak keluarga dia itu sakit jantung tapi hasil rumah sakit belum jelas," kata Waljianto.

Dukuh Jogonalan Lor, Yayim Sugianti membenarkan ada warganya yang baru saja meningal dengan riwayat penyakit jantung. Namun sebelum meninggal diketahui warga tersebut batuk-batuk.

"Dia hanya ada batuk-batuk. Kemudian dibawa ke rumah sakit, pihak rumah sakit waktu mengantarkan jenzah juga tidak biasa. Jenazah diantar menggunakan baju pelindung APD," jelasnya.

Sedangkan hasil laboratorium rumah sakit mengenai pemeriksaan dari jenazah warga Jogonalan tersebut belum keluar. "Kami menunggu sampai hasil laboratorium rumah sakit keluar. Apabila hasilnya dinyatakan negatif, ya, jalannya kita buka lagi," ujar dia. []

Baca Juga:

Berita terkait
Dusun di Bantul Lockdown Usai Warga Meninggal
Dusun di Bantul Yogyakarta memilih lockdown swadaya atau menutup akses masuk setelah ada warga yang meninggal.
Warga Yogyakarta Swadaya Lockdown Desa Cegah Corona
Warga berinisiatif menutup kampung agar pendatang tidak masuk. Langkah ini upaya pencegahan Covid-19 di Yogyakarta.
Yogyakarta Terima Ribuan APD dan Rapid Test Corona
BPBD Yogyakarta menerima ribuan APD dan rapid test Covid-19. Meski tak lengkap, segera didistribusikan ke rumah sakit rujukan.
0
Ibu Iriana Jokowi Serahkan Bantuan kepada Rumah Sakit di Kyiv Ukraina
Ibu Iriana Joko Widodo secara simbolis menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan kepada rumah sakit di Kota Kyiv